4 Eks Perwira Intelijen Militer Taiwan Didakwa Jadi Mata-mata China

4 Eks Perwira Intelijen Militer Taiwan Didakwa Jadi Mata-mata China

Rita Uli Hutapea - detikNews
Sabtu, 20 Feb 2021 14:43 WIB
ilustrasi penjara
ilustrasi (Foto: andi saputra)
Jakarta -

Empat pensiunan perwira intelijen militer Taiwan - termasuk seorang mayor jenderal - telah didakwa melakukan kegiatan mata-mata untuk China.

Kantor kejaksaan distrik Taipei menyatakan, keempat orang itu dituduh mengembangkan jaringan mata-mata dan mengumpulkan informasi rahasia untuk Beijing.

Kedua belah pihak telah memata-matai satu sama lain sejak para Nasionalis melarikan diri ke pulau Taiwan untuk membentuk pemerintah saingan pada tahun 1949, setelah kalah dari Komunis dalam perang saudara di China daratan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

China mengklaim Taiwan yang memiliki pemerintahan sendiri itu sebagai bagian dari wilayahnya yang menunggu reunifikasi, bahkan dengan kekerasan jika perlu.

Seperti dilansir kantor berita AFP, Sabtu (20/2/2021), menurut pengacara pemerintah Taiwan, dua mantan kolonel Taiwan direkrut oleh seorang pejabat keamanan nasional China di Guangdong, China selatan, dan telah memperkenalkan beberapa rekannya kepada pejabat tersebut sejak 2012.

ADVERTISEMENT

Di antara mereka yang diduga diperkenalkan adalah mantan mayor jenderal, yang diidentifikasi dengan nama keluarganya Yueh.

Jaksa menyatakan bahwa Yueh menerima uang tunai, hadiah dan tamasya gratis selama beberapa perjalanan ke China daratan dan Makau, dan bekerja untuk merekrut petugas lain untuk "mengembangkan jaringan intelijen" untuk Beijing.

Terdakwa "menyadari kebuntuan antara negara kita dan komunis China ... tetapi mereka menginginkan keuntungan ilegal seperti tunjangan (ditawarkan oleh China) untuk melakukan bisnis di sana, penghargaan finansial dan perjalanan gratis," kata jaksa dalam sebuah pernyataan.

Simak juga Video: AS Desak China Hentikan Tekanan Militer-Ekonomi ke Taiwan

[Gambas:Video 20detik]



Mereka menghadapi dakwaan di bawah undang-undang keamanan nasional dan undang-undang kerja intelijen nasional.

Beijing telah meningkatkan tekanan di Taipei sejak pemilihan Presiden Taiwan Tsai Ing-wen pada tahun 2016, sebagian karena dia menganggap Taiwan sebagai negara berdaulat de facto.

Sebelumnya pada bulan Oktober 2020, pengadilan Taiwan menjatuhkan hukuman empat tahun penjara pada seorang letnan kolonel karena memata-matai Beijing. Ini dilakukan seiring media pemerintah China melaporkan operasi terhadap "ratusan" kasus spionase yang terkait dengan Taiwan dan menangkap "sekumpulan mata-mata Taiwan dan kaki tangannya".

Halaman 2 dari 2
(ita/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads