Demonstran Meninggal Usai Tertembak di Kepala, Myanmar Berduka

Demonstran Meninggal Usai Tertembak di Kepala, Myanmar Berduka

Novi Christiastuti - detikNews
Jumat, 19 Feb 2021 17:45 WIB
The death of Mya Thwate Thwate Khaing has sent a ripple of grief through Myanmar Sai Aung Main AFP
Demonstran antikudeta Myanmar membawa poster bergambar Thwate dalam aksinya beberapa waktu terakhir (AFP/Sai Aung Main)
Naypyitaw -

Seorang wanita muda yang tertembak di kepala dalam unjuk rasa antikudeta di Myanmar, dua pekan lalu, meninggal dunia di rumah sakit. Kematian demonstran berusia 20 tahun ini membuat seluruh Myanmar berduka.

Seperti dilansir AFP, Jumat (19/2/2021), Mya Thwate Thwate Khaing yang seorang penjaga toko kelontong di ibu kota Naypyitaw ini, ikut dalam unjuk rasa antikudeta yang digelar besar-besaran dua pekan lalu, setelah militer menahan dan melengserkan pemimpin de-facto Aung San Suu Kyi.

Saat itu, polisi Myanmar berupaya membubarkan demonstran dengan menembakkan peluru karet. Namun Mya Thwate menjadi salah satu dari dua orang yang terkena tembakan peluru tajam saat unjuk rasa. Peluru tajam itu mengenai kepalanya dan dia kritis di rumah sakit setempat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada Jumat (19/2) siang waktu setempat, pihak rumah sakit mengonfirmasi bahwa Mya Thwate telah meninggal dunia. Dua hari sebelumnya, keluarga Mya Thwate merayakan ulang tahunnya ke-20 dengan wanita muda itu terbaring tak sadarkan diri di ranjang perawatan intensif.

Kepergian Mya Thwate sekitar 10 hari dia tertembak di kepala ini memicu duka mendalam dari publik Myanmar. Ucapan belasungkawa dan penghormatan emosional untuknya mengalir di media sosial.

ADVERTISEMENT

"Kami akan menganggap Anda sebagai Martir kami," cetus salah satu pendukung unjuk rasa antikudeta via Twitter.

"Kami akan menegakkan keadilan atas kepergian Anda," imbuhnya.

Simak juga Video: Kereta Api Mogok Kerja, Militer Myanmar Melepaskan Tembakan

[Gambas:Video 20detik]



Mya Thwate menjadi korban tewas pertama dalam unjuk rasa antikudeta yang meluas sejak militer mengambil alih kekuasaan dari pemerintahan Suu Kyi pada 1 Februari lalu. Video yang beredar online menunjukkan wanita berambut panjang itu jatuh ke tanah dan orang-orang di sekitarnya bergegas memberi pertolongan pertama.

Thwate menjadi simbol perlawanan nasional bagi warga Myanmar setelah insiden tertembaknya dirinya itu. Sebuah spanduk sepanjang 15 meter dengan karya seni yang menggambarkan momen saat Thwate ditembak, dibentangkan di salah satu jembatan di Yangon. Beberapa demonstran bahkan membawa foto Thwate saat mereka beraksi beberapa waktu terakhir.

Pihak keluarga menuturkan bahwa pemakaman Thwate akan digelar pada Minggu (21/2) mendatang.

Halaman 2 dari 2
(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads