Otoritas Thailand meningkatkan keamanan di sekitar gedung parlemen di Bangkok menjelang aksi demonstrasi yang bertepatan dengan voting mosi tidak percaya terhadap pemerintahan Perdana Menteri Prayuth Chan-ocha.
Seperti dilansir Reuters, Jumat (19/2/2021) sejumlah kendaraan taktis meriam air terlihat di dekat gedung parlemen, meningkatkan kemungkinan bentrokan baru antara pengunjuk rasa dan polisi.
Polisi mengatakan semua aksi protes di Bangkok adalah ilegal, mengacu pada larangan pertemuan sejak gelombang kedua virus Corona menyerang Thailand pada Desember 2020 lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami tidak akan mengizinkan para demonstran memasuki kawasan di depan parlemen," kata Wakil Komisaris Biro Kepolisian Metropolitan Bangkok, Mayjen Polisi Piya Tavichai kepada Reuters.
Protes yang dipimpin para pemuda muncul tahun lalu untuk menuntut pengunduran diri pemimpin kudeta, Prayuth dan diakhirinya dominasi militer dalam pemerintahan.
Ribuan petugas polisi bersiaga menjelang pemungutan suara parlemen yang dijadwalkan pada akhir pekan besok, di mana Prayuth dan kabinetnya diperkirakan bakal lolos dari mosi tidak percaya.
Para pemimpin protes berencana berkumpul di depan parlemen pada Jumat sore waktu setempat dan menggelar protes lain di Bangkok pada Sabtu (20/1).
Lihat juga Video: Antrean Truk Thailand Masuk ke Myanmar Usai Kudeta Militer
Piya mengatakan polisi telah mengerahkan 900 petugas di sekitar gedung parlemen dan menempatkan 11.850 petugas pada akhir pekan besok.
"Kami tidak akan menggunakan semua (kekuatan) tetapi kami memiliki banyak penjaga keamanan untuk dipanggil bila diperlukan," kata Piya.
Pekan lalu, polisi bentrok dengan pengunjuk rasa yang menuntut pembebasan empat aktivis yang dipenjara sambil menunggu persidangan atas tuduhan penghinaan monarki, kejahatan di Thailand yang dapat dihukum hingga 15 tahun penjara.