Seorang agen model anak di Thailand ditangkap dan didakwa atas tuduhan pelecehan seksual terhadap anak dan pornografi anak. Kasus ini melibatkan kejahatan transnasional dan ribuan anak di seluruh dunia.
Seperti dilansir Channel News Asia (CNA), Selasa (16/2/2021), Departemen Investigasi Khusus (DSI) Thailand mengumumkan telah melakukan penggerebekan pada 11 Februari di kantor Nene Modeling Agency, di provinsi Pathum Thani, utara Bangkok. Pelaku bernama Danudet Sangkaew (23), atau biasa dipanggil "Nene".
Penangkapan pria itu merupakan bagian dari Operation Casting Call yang digelar DSI, yang mengungkap lebih dari setengah juta file gambar terkait eksploitasi seksual anak. Setidaknya ada 40 korban anak di bawah umur di Thailand dan ribuan anak lainnya di berbagai negara.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Operasi dilakukan mengikuti petunjuk dari Polisi Federal Australia tahun lalu dan melibatkan beberapa lembaga internasional, termasuk Biro Investigasi Federal Amerika Serikat atau FBI, Investigasi Keamanan Dalam Negeri, Polisi Selandia Baru dan Operation Underground Railroad, sebuah organisasi nirlaba yang berspesialisasi dalam penyelamatan korban perdagangan seks anak.
"Ini adalah industri pornografi anak dan kami bangga telah memecahkannya," kata Wakil Direktur Biro Kejahatan Luar Negeri dan Transnasional DSI, Khemachart Prakyhongmanee.
Menurut pihak berwenang, semua korban Danudet adalah anak laki-laki berusia 6-15 tahun. Agen tersebut biasanya mendekati para korban lewat sekolah dengan berpura-pura mencari model muda.
"Ini seperti berbelanja anak-anak untuknya," tambah Khemachart. "Ketika anak itu memberi tahu orang tuanya, mereka akan berpikir 'Oh! Ini datang melalui para guru. Ini sudah disaring, 'dan percaya padanya," imbuhnya.
Melalui portofolio agen yang disita, polisi mengklaim ada lebih dari 8.400 model dan aktor anak-anak bekerja sejak 2013.
Satu Gambar Porno Picu Penangkapan
Operation Casting Call dimulai dengan satu gambar pornografi anak laki-laki yang disita oleh polisi Australia dan diteruskan ke DSI tahun lalu. Menurut Khemachart, penyelidik melihat tangan bertato di foto itu dan menggunakannya untuk melacak pelaku, yang kemudian diidentifikasi sebagai Thakorn 'Mee' Attapathomchai.
"Dan di mana dia mengambil foto itu? Itu di Agensi Model Nene. Jadi, kami melanjutkan pencarian kami di sana. Begitulah cara mereka terhubung, "kata Khemachart.
Thakorn ditangkap pada Mei tahun lalu. Penangkapan Thakorn dan Danudet membuat penegak hukum multinasional memperluas investigasi mereka di berbagai negara.
Penyitaan lebih dari 500.000 gambar pornografi ini dianggap sebagai "penyitaan terbesar dalam sejarah", menurut Supree Saowichit dari Operation Underground Railroad. Sejak 2013, organisasinya telah membantu aparat penegak hukum di 26 negara dalam upaya anti perdagangan anak.
Saksikan juga 'Antrean Truk Thailand Masuk ke Myanmar Usai Kudeta Militer':
"Satu foto korban mengarah pada identifikasi yang lebih luas serta penangkapan di Nene Modeling Agency. Banyak dari anak-anak ini juga mengalami pelecehan seksual."
Dark Web dan Eksploitasi Anak
Selain ratusan ribu materi pelecehan seksual anak, polisi juga menyita kostum anak, mainan, perangkat elektronik, dan gambar kartun yang digunakan pelaku untuk merawat dan menyiksa korbannya.
Menurut Khemachart, file gambar tersebut diatur ke dalam berbagai folder yang diberi label menurut negara, menunjukkan hubungan antara pelaku dan penyedia konten di luar negeri. Polisi juga menemukan adanya transaksi tidak wajar dari luar negeri.
"Untuk grup Thailand, ada puluhan anggota. Apakah mereka mendekati anak-anak bersama-sama? Tidak. Mereka melakukannya secara individu tapi saling berbagi informasi dan gambar," katanya kepada CNA.
Operation Casting Call telah mendorong lebih banyak penyelidikan di Thailand maupun di luar negeri. Selain penuntutan hukum terhadap pelaku, ini juga melibatkan upaya penyelamatan bagi korban dan orang tua mereka.
"Dari satu korban, kami berhasil mengungkap jaringan terkait, yang melibatkan transaksi dark web. Transaksi terjadi antara pelaku yang memproduksi gambar pornografi anak dan anak yang mengalami pelecehan seksual," kata Direktur Jenderal DSI, Korrawat Panprapakorn.
Danudet saat ini ditahan di penjara di Bangkok dan menghadapi berbagai tuduhan, termasuk pelecehan seksual terhadap anak-anak di bawah usia 13 tahun dan membawa data pornografi ke dalam sistem komputer yang dapat diakses oleh masyarakat umum.