Pemerintah Turki menuduh para militan dari kelompok Kurdi, Partai Pekerja Kurdistan (PKK) telah mengeksekusi mati 13 warga negaranya yang disandera di Irak Utara.
Seperti dilansir AFP, Senin (15/2/2021) tuduhan itu bisa meningkatkan ketegangan antara Turki dan Irak, serta Amerika Serikat, yang mendukung kelompok-kelompok terkait dengan PKK di Suriah.
Turki kerap menyalahkan Irak karena terlalu toleran terhadap PKK. Padahal PKK terdaftar sebagai kelompok teror oleh Turki dan sebagian besar komunitas internasional.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selama beberapa dekade, PKK menggunakan daerah pegunungan Irak sebagai benteng pertahanan untuk melawan Turki.
Menteri Pertahanan Turki Hulusi Akar mengatakan tentara Turki telah menemukan 13 mayat di sebuah gua di wilayah Gara, Irak utara pada hari Rabu (10/2). Masing-masing korban ditembak mati dengan satu peluru di kepala atau dada setelah tentara Turki melancarkan serangan ke gua tersebut, kata Akar, mengutip kesaksian dua anggota Kurdi yang ditahan.
Aydin Barus, gubernur provinsi Malatya, Turki timur, tempat mayat-mayat itu ditemukan, mengatakan bahwa 10 dari korban telah diidentifikasi. Sebagian besar adalah tentara dan polisi Turki yang diculik oleh PKK pada 2015-2016.
Mengutip laporan autopsi, Barus, mengatakan para korban tampaknya ditembak dari jarak dekat.
Pada Minggu (14/2), PKK mengakui sejumlah sandera tewas, namun menolak tuduhan Turki. Mereka menyebut kematian tahanan disebabkan serangan udara yang dilancarkan Turki.
Simak juga video '15 Pelaut Turki yang Disandera Bajak Laut Dibebaskan':
Sejak Rabu (10/2) ada sekitar 48 anggota PKK dan tiga tentara Turki yang tewas di Irak Utara.
Tentara Turki secara teratur melakukan operasi lintas batas dan serangan udara di markas PKK di Irak utara.
Hal itu menimbulkan ketegangan hubungan Turki dan Irak. Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan berulang kali mengatakan negaranya akan berurusan dengan PKK di Irak Utara jika Bagdad tidak melakukannya.
Sejak 1984, pemberontakan Kurdi melawan Turki diyakini telah menewaskan puluhan ribu orang.
Pada bulan Desember 2020 lalu, Erdogan meminta Irak untuk meningkatkan perlawanan terhadap PKK saat kunjungan PM Irak Mustafa al-Kadhimi ke Ankara, Turki.