Pemerintah Australia berusaha meyakinkan warganya soal kemanjuran vaksin COVID-19 buatan AstraZeneca. Hal itu dilakukan setelah Afrika Selatan menangguhkan penggunaan vaksin itu karena vaksin itu hanya menawarkan perlindungan terbatas terhadap varian baru Corona di negara itu.
Seperti dilansir Reuters, Senin (8/2/2021) menurut data, vaksin AstraZeneca hanya bisa mengurangi gejala COVID-19 ringan hingga sedang sebesar 22 persen.
Tetapi Menteri Kesehatan Australia, Greg Hunt, mengatakan vaksin itu efektif sesuai tujuan utamanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saat ini tidak ada bukti yang menunjukkan penurunan keefektifan vaksin AstraZeneca atau Pfizer dalam mencegah penyakit parah dan kematian. Itu untuk melindungi kesehatan," kata Hunt kepada wartawan di Canberra.
Australia diperkirakan bakal menyetujui penggunaan vaksin AstraZeneca dalam beberapa hari mendatang. Bulan lalu, Australia menyetujui penggunaan vaksin Pfizer -BioNTech. Namun pemesanan vaksin tertunda.
Australia diperkirakan akan mulai menggunakan vaksin Pfizer akhir bulan ini, di mana Canberra berharap program inokulasi lengkap dapat dilakukan dengan vaksin AstraZeneca.
Negara tersebut telah memesan 53 juta dosis vaksin AstraZeneca, yang sebagian besar akan diproduksi secara lokal oleh CSL.
Pada hari Senin (8/2), hanya satu kasus lokal baru COVID-19 yang dilaporkan. Dalam satu tahun terakhir, Australia telah mencatat 28.800 kasus COVID-19 dan 909 kematian.
Saat itu, Macron menyebut hanya ada 'sangat sedikit informasi' yang tersedia soal vaksin Corona yang dikembangkan perusahaan Inggris-Swedia, AstraZeneca dan Universitas Oxford itu.
"Hari ini kami pikir itu (vaksin AstraZeneca-red) kuasi tidak efektif (quasi-ineffective) bagi orang-orang berusia 65 tahun ke atas," cetus Macron kepada wartawan pekan lalu. Pernyataan itu kemudian dikonfirmasi oleh kantor kepresidenan Prancis kepada AFP.
"Yang dapat saya sampaikan secara resmi hari ini adalah bahwa hasil awal yang kami miliki tidak menyenangkan bagi orang-orang berusia 60 hingga 65 tahun terkait AstraZeneca," ucapnya pada Jumat (29/1) lalu.