Tim penyelamat India terus melakukan pencarian terhadap 203 orang yang hilang dalam bencana alam, yang oleh media lokal disebut sebagai 'Tsunami Himalaya'. Diyakini sejumlah orang terperangkap di dalam terowongan.
Seperti dilansir Reuters, Senin (8/2/2021) gelombang banjir itu menerjang proyek listrik hidro Rishiganga dan merusak proyek lainnya yang lebih besar di hilir sungai Dhauliganga, yang sedang dibangun oleh perusahaan negara NTPC.
"Delapan belas mayat telah ditemukan dari lereng gunung," kata para pejabat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebagian besar yang hilang adalah orang-orang yang mengerjakan dua proyek tersebut, salah satu dari banyak proyek pembangunan yang dibuat pemerintah di pegunungan di negara bagian Uttarakhand tersebut.
"Sampai sekarang, sekitar 203 orang hilang," kata Menteri Negara Bagian Trivendra Singh Rawat.
Tim penyelamat difokuskan untuk mengebor jalan menuju terowongan di lokasi proyek pembangkit listrik tenaga air Tapovan Vishnugad. Diperkirakan sekitar 30 pekerja terjebak.
"Kami mencoba untuk membuka terowongan, panjangnya sekitar 2,5 km," kata Ashok Kumar, kepala polisi negara bagian. Dia mengatakan tim penyelamat telah masuk hingga kedalaman 150 meter ke dalam terowongan tetapi puing-puing dan lumpur memperlambat proses pencarian.
Belum ada kontak dengan siapa pun di dalam terowongan, kata pejabat lain. Alat berat telah digunakan dan pasukan anjing dibawa ke lokasi untuk membantu pencarian korban selamat.
Saksikan juga '192 Orang Hilang Akibat Longsor Gletser Himalaya, Diduga Jadi Korban':
Sekitar 400 tentara telah dikerahkan ke lokasi di pegunungan terpencil itu, kata pihak berwenang negara bagian.
"Kami berharap dapat melakukan penyelamatan selama 24 hingga 48 jam ke depan," kata Satya Pradhan, Kepala Pasukan Nasional Penanggulangan Bencana.
Belum jelas apa yang menyebabkan gletser pecah pada Minggu pagi (7/2)yang cerah. Para ahli mengatakan minggu lalu telah turun salju lebat di daerah Nanda Devi dan ada kemungkinan beberapa salju mulai mencair dan mungkin menyebabkan longsoran salju.
Uttarakhand rentan terhadap banjir bandang dan tanah longsor, pemerhati lingkungan meminta pihak terkait untuk meninjau proyek pembangkit listrik di pegunungan. Pada Juni 2013, terjadi hujan monsun yang menyebabkan banjir dahsyat dan merenggut hampir 6.000 nyawa.
Tim ilmuwan diterbangkan ke lokasi kejadian pada hari Senin (8/2) untuk mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi.
"Ini adalah insiden yang sangat langka untuk terjadinya ledakan glasial. Citra satelit dan Google Earth tidak menunjukkan danau glasial di dekat wilayah tersebut, kemungkinan ada kantong air di wilayah tersebut," kata Mohd Farooq Azam, Asisten Profesor Glasiologi dan Hidrologi di Institut Teknologi India.
Kantong air adalah danau di dalam gletser, yang mungkin pernah meletus sehingga menyebabkan kejadian di Uttarakhand.