Kongo mengumumkan 'kebangkitan' virus Ebola di wilayah timur setelah seorang wanita meninggal karena penyakit itu. Hal itu terjadi hanya tiga bulan setelah pihak berwenang mengumumkan akhir dari wabah itu.
"Kami mengalami episode lain dari virus Ebola di zona kesehatan Biena di provinsi Kivu Utara," kata Menteri Kesehatan, Eteni Longondo kepada televisi negara RTNC seperti dilansir AFP, Senin (8/2/2021).
"Seorang petani, istri dari korban Ebola, yang menunjukkan gejala khas penyakit itu pada 1 Februari," tambahnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Korban meninggal pada 3 Februari 2021. Ia mengatakan berdasarkan sampel dari korban dinyatakan positif Ebola.
"Dia meninggal pada 3 Februari, setelah sampel darahnya dinyatakan positif Ebola," ujar Eteni.
Sebelumnya, Republik Demokratik Kongo mengumumkan pada 18 November 2020 sebagai akhir dari wabah Ebola kesebelasnya. Wabah itu merenggut 55 nyawa dari 130 kasus selama hampir enam bulan di provinsi barat laut Equateur.
Orang terakhir yang dinyatakan sembuh dari Ebola di Equateur adalah pada 16 Oktober. Penggunaan vaksinasi Ebola yang diberikan kepada lebih dari 40.000 orang membantu mengekang penyakit tersebut.
Kembalinya Ebola di timur laut negara itu -wilayah yang dilanda kekerasan antara kelompok bersenjata- terjadi ketika negara itu juga memerangi wabah COVID-19. sendiri.
Wabah Ebola terjadi di Kongo wilayah di timur yang berlangsung dari 1 Agustus 2018 hingga 25 Juni 2020, adalah yang terburuk di negara itu. Total ada 2.277 kematian.
Jumlah merupakan jumlah korban tertinggi kedua dalam 44 tahun sejarah penyakit itu.
Simak juga video 'Kenali Gejala Virus Ebola 2020 yang Melanda Republik Kongo':