Kelompok Houthi Puji Rencana Biden Akhiri Perang di Yaman

Kelompok Houthi Puji Rencana Biden Akhiri Perang di Yaman

Syahidah Izzata Sabiila - detikNews
Jumat, 05 Feb 2021 11:12 WIB
Sanaa -

Kelompok pemberontak Houthi di Yaman menyambut baik rencana Presiden Amerika Serika Joe Biden untuk mengakhiri dukungan pada koalisi pimpinan Arab Saudi dalam perang di Yaman. Houthi menyebut hal itu bisa menjadi langkah untuk mengakhiri konflik yang berkepanjangan.

"Kami berharap ini akan menjadi awal dari keputusan untuk menghentikan perang di Yaman," kata pejabat politik senior Houthi, Hamid Assem dilansir AFP, Jumat (5/2/2021). "Kami optimis tentang itu."

"Pemerintahan Biden melihat bahwa perang di Yaman menghabiskan biaya besar dan reputasi Amerika telah ternoda oleh pembunuhan rakyat Yaman," imbuh Assem.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Assem mengatakan Biden telah membuat keputusan itu setelah menyadari "tujuan perang tidak tercapai" di negara yang digambarkan PBB mengalami krisis kemanusiaan terburuk di dunia.

"Kami tahu bahwa Amerika adalah yang melawan kami dan senjatanya yang membunuh kami dan menghancurkan segalanya di Yaman," katanya. Assem menambahkan bahwa koalisi yang dipimpin Saudi, yang mendukung pemerintah yang diakui secara internasional untuk melawan kaum Houthi, diperintahkan oleh Amerika.

ADVERTISEMENT

Sebelumnya, dalam pidato kebijakan luar negeri besar pertamanya, Biden mengatakan akan mengakhiri dukungan AS untuk perang di Yaman.

"Perang di Yaman harus diakhiri," kata Biden ketika memberikan pernyataan terkait kebijakan luar negerinya pada Kamis (04/02) waktu setempat. "Dan untuk menggarisbawahi komitmen kita, kita akan mengakhiri semua dukungan Amerika untuk operasi ofensif dalam perang di Yaman, termasuk penjualan senjata yang relevan," ucapnya.

Biden juga mengumumkan penunjukan seorang diplomat senior AS, Timothy Lenderking, sebagai Utusan Khusus AS untuk Yaman.

Penunjukan Lenderking ini dimaksudkan sebagai upaya meningkatkan diplomasi AS 'untuk mengakhiri perang di Yaman, sebuah perang yang telah menciptakan bencana kemanusiaan'.

"Tim memiliki pengalaman seumur hidup di wilayah tersebut, dan dia akan bekerja dengan utusan PBB dan semua pihak yang berkonflik untuk mendorong resolusi diplomatik," ujar Biden, menggunakan nama panggilan Lenderking.

"Dan diplomasi Tim akan didukung oleh USAID, bekerja untuk memastikan bahwa bantuan kemanusiaan menjangkau warga Yaman yang mengalami kehancuran tak tertahankan," imbuhnya.

Biden menegaskan dirinya telah meminta tim penasihatnya untuk urusan Timur Tengah agar memastikan dukungan AS bagi inisiatif yang dipimpin PBB untuk memberlakukan gencatan senjata, membuka saluran kemanusiaan, dan memulihkan perundingan damai yang sudah lama tidak aktif.

Langkah itu membalikkan kebijakan mantan presiden Donald Trump di mana AS memberikan bantuan logistik dan menjual persenjataan canggih dalam jumlah besar, seperti bom, ke koalisi yang dipimpin Saudi.

Assem mengatakan Biden telah membuat keputusan itu setelah menyadari "tujuan perang tidak tercapai" di negara yang digambarkan PBB mengalami krisis kemanusiaan terburuk di dunia.

"Kami tahu bahwa Amerika adalah yang melawan kami dan senjatanya yang membunuh kami dan menghancurkan segalanya di Yaman," katanya. Assem menambahkan bahwa koalisi yang dipimpin Saudi, yang mendukung pemerintah yang diakui secara internasional untuk melawan kaum Houthi, diperintahkan oleh Amerika.

AS diketahui telah mendukung operasi militer pimpinan Saudi yang berlangsung selama lebih dari enam tahun terakhir di Yaman. Konflik di Yaman antara pemberontak Houthi yang didukung Iran dengan koalisi Saudi itu, sejak lama dipandang sebagai perang proxy.

Halaman 2 dari 2
(izt/ita)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads