Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah menggelar pertemuan dengan para pejabat keamanan dan militer senior untuk membahas persiapan untuk kemungkinan serangan terhadap Iran.
Dilansir dari Middle East Monitor, Kamis (4/2/2021) yang mengutip laporan Kan, media Israel, dilaporkan bahwa Netanyahu bertemu dengan Menteri Pertahanan Benny Gantz, Kepala Staf Aviv Kochavi dan para pejabat Kementerian Pertahanan dan Keuangan.
Pertemuan yang digelar pada Senin (1/2) waktu setempat itu bertujuan untuk membahas kemungkinan transfer dana dari pangkalan keamanan darurat untuk membiayai rencana operasional terhadap Iran.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pertemuan dilakukan atas undangan Netanyahu untuk membahas perkembangan terkait masalah Iran.
Media lokal mengatakan bahwa beberapa hal dibahas dalam pertemuan tersebut, yakni terkait peningkatan produksi uranium Iran, peringatan Amerika Serikat bahwa Iran mungkin beberapa minggu lagi akan memperoleh bahan untuk senjata nuklir, kemungkinan pemerintah AS segera kembali ke perjanjian nuklir dan pemboman yang terjadi di sekitar kedutaan Israel di India.
Pada hari Senin (1/2), Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken memperingatkan bahwa Iran mungkin beberapa minggu lagi akan memiliki bahan senjata nuklir jika terus melanggar perjanjian nuklir.
Reuters melaporkan Blinken mengatakan bahwa Amerika Serikat siap untuk bergabung kembali dengan kesepakatan nuklir jika Iran kembali ke kesepakatan tersebut.
Saksikan juga video 'Pesan Netanyahu Tentang 'Israel Wanti-wanti Ancaman Iran'':
Pekan lalu, panglima militer Israel telah memerintahkan agar rencana disusun untuk melawan kemampuan nuklir Iran, jika nantinya ada keputusan politik untuk menargetkan negara republik Islam itu.
Kepala Staf Jenderal Aviv Kochavi mengatakan dia telah menginstruksikan militer "untuk mempersiapkan beberapa rencana operasional selain yang sudah ada ... sepanjang tahun mendatang".
Baca juga: Jet-jet Tempur Israel Kembali Gempur Suriah |
"Kekuatan untuk memulai itu terletak pada eselon politik," katanya, mengacu pada pemerintah Israel.
"Namun, opsi ofensif perlu disiapkan, harus siap dan disusun," imbuhnya.