Tetap Tolak Joe Biden, Pendukung Harap Trump Bikin Partai Baru

Tetap Tolak Joe Biden, Pendukung Harap Trump Bikin Partai Baru

Novi Christiastuti - detikNews
Kamis, 21 Jan 2021 11:23 WIB
President Donald Trump and first lady Melania Trump walk to board Marine One on the South Lawn of the White House, Wednesday, Jan. 20, 2021, in Washington. Trump is en route to his Mar-a-Lago Florida Resort. (AP Photo/Alex Brandon)
Momen saat Trump dan istrinya, Melania, meninggalkan Gedung Putih (AP/Alex Brandon)
Washington DC -

Para pendukung mantan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, terus bersikeras menolak Joe Biden bahkan setelah dia resmi dilantik menjadi Presiden baru AS. Pendukung Trump masih meyakini ada kecurangan dalam pilpres AS 2020 yang dimenangkan oleh Biden.

Seperti dilansir AFP, Kamis (21/1/2021), salah satu pendukung Trump yang bernama Gia Maxson dari Hickory, North Carolina, menuturkan dirinya biasanya menonton pelantikan Presiden AS, namun memutuskan untuk tidak menonton pelantikan Biden pada Rabu (20/1) waktu setempat.

"Saya yakin itu tidak sepenuhnya sah, saya yakin mereka curang. Tidak mungkin Biden mendapatkan 80 juta suara," ucap Maxson merujuk pada tuduhan kecurangan pilpres yang selalu dilontarkan Trump.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Maxson yang berprofesi sebagai guru yoga ini meyakini Trump tidak akan pergi begitu saja. Dia bahkan berharap agar Trump membentuk partai baru di masa mendatang.

"Saya berharap partai baru bisa diluncurkan -- Partai Patriot. Itu akan menjadi skenario terbaik, mengakhiri sistem dua partai," cetusnya.

ADVERTISEMENT

Doug McLinko, seorang perwakilan Partai Republik di Bradford County, Pennsylvania, yang mendukung Trump menyebut pemakzulan yang diloloskan DPR AS beberapa waktu lalu tidak sesuai dengan Konstitusi AS. Dia juga meyakini 'Trumpism' -- gerakan mendukung ideologi Trump -- akan tetap ada meski Trump tidak lagi menjabat.

"Saya pikir pemakzulan itu sama sekali inkonstitusional. Mereka tampaknya lupa bahwa 75 juta orang memilih dia (Trump-red)," ujar McLinko. "Populisme nasional lebih dari Donald Trump dan itu tidak akan ke mana-mana," imbuhnya.

Senada dengan McLinko, seorang pendukung Trump lainnya, Tim Hearn, dari Charlotte, North Carolina, menilai 'Trumpism' tidak akan menghilang meskipun pemerintahan Biden melakukan 'semua hal yang bisa' untuk 'membatalkan' Trumpism.

"Itu tidak akan hilang. Orang-orang akan tetap memiliki gerakan itu di dalam diri mereka," sebutnya.

"Jika Trump tidak mencalonkan diri lagi, saya pikir ada kesempatan untuk Don Jr (putra sulung Trump-red) untuk mencalonkan diri. Saya pikir dia satu-satunya yang bisa meneruskannya," imbuh Hearn.

Harne bahkan memuji kepemimpinan Trump selama empat tahun terakhir. "Trump membawa lapangan pekerjaan kembali ke Amerika yang dikirim ke luar negeri oleh pemerintahan sebelumnya, apakah mereka Republikan atau Demokrat. Itu bukan soal merah versus biru. Itu Amerika versus globalis," ucapnya.

Sharon McGettrick, seorang pendukung Trump dari Clearwater, Florida, menyatakan dirinya sama sekali tidak punya kepercayaan pada Biden. "Saya merasa Biden akan membatalkan semua hal yang dilakukan Trump," ucap McGettrick yang berprofesi sebagai agen asuransi kesehatan.

"Saya berharap bahwa kita akan melanjutkan situasi imigrasi ini, dengan tembok yang sekarang mereka katakan tidak akan mereka bangun. Kita tidak memiliki pilihan-pilihan itu lagi, untuk memiliki kebebasan berbicara. Mereka berupaya merenggut senjata juga," imbuhnya.

"Mungkin saya tidak seharusnya terlalu gegabah dan berpikir bahwa dia tidak akan melakukan sesuatu untuk negara kita, tapi saya hanya tidak memiliki kepercayaan padanya seperti yang saya miliki pada Trump," tandas McGettrick.

Sementara itu, dalam pidato terakhirnya sebagai Presiden AS di Joint Base Andrews pada Rabu (20/1) waktu setempat, Trump mencetuskan bahwa dirinya akan kembali di masa mendatang. Tidak diketahui pasti maksud dari kalimat Trump sebelum meninggalkan Washington DC itu.

"Jadi selamat tinggal. Kami mencintai kalian. Kami akan kembali dalam beberapa bentuk," ucap Trump dalam pidato terakhir. "Jadi semoga hidup kalian menyenangkan. Kami akan segera berjumpa lagi. Terima kasih," tandasnya.

Halaman 2 dari 2
(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads