Singapura menyambut gembira pengumuman pemerintahan baru Amerika Serikat untuk kembali bergabung dengan Perjanjian Paris terkait perubahan iklim. Hal itu diungkapkan melalui pernyataan resmi Kementerian Luar Negeri Singapura (MFA).
Melansir dari Channel News Asia, Kamis (21/1/2021), secara formal, Amerika Serikat keluar dari perjanjian global itu pada 4 November lalu, di bawah pemerintahan Presiden Donald Trump.
Setelah Presiden Joe Biden dilantik pada Rabu (20/1/2021), ia langsung menandatangani beberapa perintah eksekutif, termasuk memulai kembali ke Perjanjian Paris.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Perubahan iklim merupakan ancaman eksistensial bagi umat manusia dan membutuhkan tanggapan global yang terpadu dan berkelanjutan," kata MFA dalam pernyataan pers.
"Keputusan Amerika Serikat untuk kembali ke Perjanjian Paris merupakan perkembangan positif yang memberikan dorongan penting bagi upaya global yang sedang berlangsung untuk mengatasi perubahan iklim secara kolektif," imbuh MFA.
"Ini menunjukkan tekad Amerika Serikat untuk memberikan kepemimpinan global untuk tindakan iklim yang mendesak dan untuk bekerja dengan komunitas internasional untuk memajukan negosiasi multilateral," ujar MFA dalam pernyataannya.
Disebutkan bahwa Singapura siap bekerja sama dengan AS dan pihak lain dalam perjanjian dan pemangku kepentingan utama untuk mencapai tujuan Perjanjian Paris.
"Sebagai mitra lama dan dekat Amerika Serikat, Singapura berharap dapat memperluas kerja sama bilateral dan regional kami dalam masalah perubahan iklim," tambahnya.
"Tidak bisa membuang waktu jika menyangkut penanganan krisis yang kita hadapi," tulis Biden di Twitter dalam perjalanan menuju Gedung Putih menyusul pelantikannya.
Di hari pertamanya sebagai presiden, Biden menandatangani 15 perintah eksekutif yang ditujukan untuk meningkatkan tindakan pemerintah federal terkait krisis virus Corona.
Tindakan Biden lainnya adalah membatalkan kebijakan Trump soal perubahan iklim, imigrasi, dan hubungan rasial.
Presiden Biden "akan mengambil tindakan tidak hanya membalikkan kerusakan terbesar yang dilakukan pemerintahan Trump, tapi juga mulai menggerakkan negara kita ke depan," demikian pernyataan mengenai perintah eksekutif Biden.