Misi WHO di Wuhan Selidiki Corona Diwarnai Perang Tuduhan AS-China

Round-Up

Misi WHO di Wuhan Selidiki Corona Diwarnai Perang Tuduhan AS-China

Tim detikcom - detikNews
Rabu, 20 Jan 2021 08:00 WIB
Kondisi sepinya Kota Wuhan di China yang diisolasi akibat virus corona
Foto: Kota Wuhan saat isolasi tahun 2019 (dok. Tangkapan Layar Video Youtube Rio Alfi)
Beijing -

Misi tim Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk menyelidiki asal-usul virus Corona diwarnai perang tuduhan antara Amerika Serikat dan China. AS mendesak China untuk mengizinkan tim WHO mewawancarai perawat hingga pekerja laboratorium di kota Wuhan.

Seperti dilansir dari Channel News Asia, Selasa (19/1/2021), tim ahli WHO tiba di Wuhan, China pada Kamis (14/1/2021) untuk mencari tahu bagaimana asal-usul COVID-19 di kota tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tim WHO pun telah melakukan karantina selama dua minggu sebelum mulai melakukan penelitian terkait virus yang menimbulkan pandemi di seluruh dunia itu.

ADVERTISEMENT

Sebelumnya, AS sempat menuduh China menyembunyikan penyebaran awal COVID-19. Pihaknya pun meminta WHO untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut yang lebih transparan. AS lantas turut mengkritik ketentuan kunjungan ke negara itu, setelah sebelumnya para ahli China melakukan penelitian tahap pertama.

Garrett Grigsby dari Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan, yang memimpin delegasi AS, mengatakan China harus membagikan semua studi ilmiah tentang sampel hewan, manusia, dan lingkungan yang diambil dari pasar di Wuhan, di mana virus SARS-CoV-2 diyakini muncul pada akhir 2019.

"Analisis komparatif dari data genetik semacam itu akan membantu untuk mencari sumber potensial dari wabah yang memicu pandemi COVID-19," katanya kepada Dewan Eksekutif WHO.

"Kita memiliki tugas penting untuk memastikan bahwa penelitian ini kredibel dan dilakukan secara objektif dan transparan," lanjut Grigsby, yang juga merujuk ke varian-varian virus baru yang ditemukan di Inggris, Afrika Selatan, dan Brasil.

Sementara itu, Sun Yang, Direktur Jenderal Kantor Tanggap Darurat Kesehatan Komisi Kesehatan Nasional China, mengatakan kepada Dewan Eksekutif WHO agar studi dilakukan secara ilmiah.

"Studi asal virus bersifat ilmiah. Perlu koordinasi, kerja sama. Kita harus menghentikan setiap tekanan politik," ungkapnya.

Para ilmuwan menduga, virus yang telah menewaskan 1,9 juta orang sejak akhir 2019 itu menular ke manusia dari kelelawar atau hewan lain, kemungkinan besar di barat daya China.

Partai Komunis China yang tersinggung dengan sebutan bahwa negaranya membiarkan penyakit itu menyebar, mengatakan virus itu berasal dari luar negeri, kemungkinan dari makanan laut impor. Namun para ilmuwan menolaknya dan bersikeras melakukan investigasi.

Halaman 2 dari 2
(rdp/rdp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads