PBB Desak Israel Setop Bangun Permukiman Yahudi di Tepi Barat

PBB Desak Israel Setop Bangun Permukiman Yahudi di Tepi Barat

Rakhmad Hidayatulloh Permana - detikNews
Selasa, 19 Jan 2021 15:15 WIB
Sekjen PBB: Perubahan Iklim Dekati
Foto: Sekjen PBB Antonio Guterres (Getty Images/AFP/C. Quicler)
Jenewa -

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mendesak Israel untuk "menghentikan dan membatalkan" keputusannya untuk membangun 800 rumah baru bagi pemukim Yahudi di Tepi Barat. Keputusan itu disampaikan Israel pekan lalu.

Dilansir dari AFP, Selasa (19/1/2021), Guterres mengatakan keputusan Israel tersebut merupakan "hambatan utama bagi pencapaian solusi dua negara, dan perdamaian yang adil, abadi dan komprehensif" di Timur Tengah.

"Pembangunan pemukiman oleh Israel di wilayah Palestina yang diduduki sejak tahun 1967, termasuk Yerusalem Timur, tidak memiliki validitas hukum dan merupakan pelanggaran yang mencolok menurut hukum internasional," ujarnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

ADVERTISEMENT

Dia menegaskan bahwa permukiman di Tepi Barat akan mengikis kemungkinan kedaulatan Palestina.

"Perluasan permukiman... semakin mengikis kemungkinan untuk mengakhiri pendudukan dan mendirikan Negara Palestina yang berdaulat dan berdampingan, berdasarkan garis pra-1967," kata Guterres.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pekan lalu mengarahkan pihak berwenang untuk menyetujui pembangunan ratusan unit permukiman di wilayah Palestina yang diduduki. Itu terjadi hanya beberapa hari sebelum Presiden AS Donald Trump yang pro-permukiman meninggalkan jabatannya.

Semua permukiman Yahudi di Tepi Barat dianggap ilegal oleh kebanyakan komunitas internasional. Tetapi pemerintahan Trump pada 2019 menyatakan bahwa Washington tidak lagi menganggap permukiman sebagai pelanggaran hukum internasional. Pemerintahan AS sebelumnya selama beberapa dekade menentang pembangunan permukiman baru di kawasan Palestina yang diduduki.

Saat ini ada sekitar 450.000 pemukim Yahudi di Tepi Barat, yang tinggal di antara sekitar 2,8 juta orang Palestina.

Kelompok masyarakat sipil Israel Peace Now mengatakan, otoritas perencanaan pembangunan Israel telah menyetujui "rencana untuk membangun 780 unit rumah di permukiman, kebanyakan dari mereka berada jauh di Tepi Barat."


Seorang juru bicara Uni Eropa mengatakan, langkah itu "bertentangan dengan hukum internasional dan semakin merusak prospek solusi dua negara yang layak.""Tidak hanya aktivitas ini akan mengikis kemungkinan untuk penyelesaian konflik dengan Palestina dalam jangka panjang, tetapi dalam jangka pendek itu akan menempatkan Israel pada jalur yang bertabrakan dengan pemerintahan Biden yang akan datang," kata kelompok itu.

Halaman 2 dari 2
(rdp/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads