Adnan Oktar alias Harun Yahya divonis hukuman 1.075 tahun penjara atas sejumlah dakwaan termasuk kejahatan seksual. Selain dikenal sebagai pendakwah dan penulis buku bertema Islam, Harun Yahya juga memiliki jejak politik.
Dilansir dari BBC, Selasa (12/1/2021) Harun Yahya dikenal sebagai pendakwah yang menentang keras teori evolusi Charles Darwin. Dia juga menolak holocaust dan Marxisme. Semua gagasannya itu ia tuangkan dalam buku dan video-videonya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia juga kerap mengkritik agama Yahudi. Meski mengkritik agama Yahudi, Oktar memiliki hubungan yang baik dengan Israel dalam beberapa tahun belakangan.
Baik dirinya maupun para pengikut organisasinya mengunjungi Israel dalam berbagai kesempatan dan telah bertemu petinggi Yahudi dan juga para politisi.
Pejabat senior Israel juga membalas kunjungan ini dengan menjumpai Oktar di Turki. Yang pernah bertemu Oktar di Turki antara lain adalah Ayoub Kara, Menteri Komunikasi Israel dan anggota parlemen Israel dari Partai Likud.
Pada 2017, Harun Yahya mengirim delegasi untuk mengunjungi parlemen Israel, Knesset, bertemu dengan para pejabat senior dan diperkenalkan secara langsung kepada Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
Selain itu, saat Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan terpilih, Harun Yahya mendukungnya. Dia bahkan menggambarkan Erdogan sebagai 'pejuang muda yang berani'.
Sementara itu, Kantor berita Turki, Anadolu melaporkan bahwa Harun Yahya juga dinyatakan bersalah karena membantu kelompok yang dipimpin oleh ulama terkenal Turki yang bermukim di Amerika Serikat (AS) Fethullah Gulen, yang disalahkan Turki karena melakukan upaya kudeta yang gagal pada tahun 2016.
Tonton video 'Sosok Harun Yahya, Pendakwah Pintar yang Dipenjara 1000 Tahun':
Namun, Harun Yahya membantah dakwaan itu. Seperti dilansir AFP dan media lokal Turki, Daily Sabah, Selasa (12/1/2021), dalam pembelaan akhir di sidang, Oktar menyampaikan bantahan terhadap dakwaan-dakwaan yang dijeratkan padanya. Di hadapan hakim pada Desember lalu, Oktar mengklaim memiliki 'hampir 1.000 kekasih' saat menyangkal dakwaan pelecehan seksual.
Pada Oktober tahun lalu, Oktar menyebut dirinya memiliki 'luapan cinta untuk wanita-wanita'.
"Ada luapan cinta di hati saya untuk wanita. Cinta adalah kualitas manusia. Itu kualitas seorang Muslim," ucap Oktar dalam sidang saat itu.
Oktar juga menyangkal dakwaan mengelola organisasi kriminal yang dijeratkan padanya, dengan mengklaim dirinya hanya memiliki banyak sekali teman. Sementara soal dakwaan terlibat kelompok Fethullah Gulen dan dakwaan spionase, Oktar menyalahkan konspirasi terhadap dirinya oleh 'kekuatan tertentu'.
Pada Senin (11/1) waktu setempat, Oktar dijatuhi vonis total 1.075 tahun 3 bulan penjara oleh pengadilan Istanbul.
Dia dinyatakan bersalah atas berbagai tindak pidana mulai dari mendirikan dan memimpin organisasi kriminal, melakukan spionase politik atau militer, membantu Kelompok Teroris Gulen (TFO), melakukan pelecehan seksual terhadap anak di bawah umur, penganiayaan seksual, merampas kebebasan orang lain, penyiksaan, mengganggu hak atas pendidikan, dan membuat ancaman.