Dilansir dari AFP, Selasa (12/1/2020), langkah itu dilakukan ketika terjadi perebutan politik internal meningkat menjelang pemilihan di Israel, yang keempat dalam dua tahun, menyusul runtuhnya koalisi antara PM sayap kanan Benjamin Netanyahu dan Menteri Pertahanan berhaluan Tengah Benny Gantz.
"Perdana Menteri Benjamin Netanyahu telah mengarahkan, bahwa rencana akan dikembangkan untuk pembangunan sekitar 800 unit di Yudea dan Samaria," kata sebuah pernyataan dari pemerintah.
Diketahui, semua pemukiman Yahudi di Tepi Barat dianggap ilegal oleh banyak komunitas internasional. Presiden terpilih AS Joe Biden, yang akan dilantik minggu depan, telah mengindikasikan bahwa pemerintahannya akan memulihkan kebijakan Washington pra-Trump, dan menentang perluasan pemukiman di Wilayah Palestina yang diduduki.
Pemilu Israel akan berlangsung pada 23 Maret. Menurut analis politik Israel, Netanyahu diperkirakan akan membuat serangkaian permainan untuk suara sayap kanan, termasuk dengan memperkuat kredensial pro-penyelesaiannya, sebelum pemungutan suara.
Serangkaian jajak pendapat baru-baru ini menunjukkan bahwa perdana menteri menghadapi tantangan sayap kanan yang kuat dari kandidat pro-pemukim Gideon Saar, yang membelot dari partai Likud Netanyahu bulan lalu untuk mencalonkan diri melawannya. (aik/aik)