Biden Kritik Sikap Lunak Polisi AS terhadap Massa Trump di Capitol

Biden Kritik Sikap Lunak Polisi AS terhadap Massa Trump di Capitol

Novi Christiastuti - detikNews
Jumat, 08 Jan 2021 12:58 WIB
Richard Barnett, a supporter of US President Donald Trump sits inside the office of US Speaker of the House Nancy Pelosi as he protest inside the US Capitol in Washington, DC, January 6, 2021. - Demonstrators breeched security and entered the Capitol as Congress debated the a 2020 presidential election Electoral Vote Certification. (Photo by SAUL LOEB / AFP)
Pendukung Trump yang menyerbu Gedung Capitol AS bisa dengan bebas berfoto (AFP)
Delaware -

Seperti kebanyakan warga Amerika Serikat (AS) lainnya, Presiden terpilih AS, Joe Biden, menuduh otoritas AS memperlakukan massa pro-Presiden Donald Trump yang menyerbu Gedung Capitol AS dengan lebih lunak dibandingkan saat menghadapi demonstran antirasisme tahun lalu.

"Tidak ada yang bisa memberitahu saya bahwa jika itu adalah sekelompok Black Lives Matter yang melakukan aksi protes kemarin... mereka tidak akan diperlakukan dengan sangat, sangat berbeda dibandingkan gerombolan preman yang menyerbu Capitol," sebut Biden dalam komentarnya seperti dilansir AFP, Jumat (8/1/2021).

"Kita semua tahu bahwa itu benar, dan itu tidak bisa diterima," tegasnya saat berkomentar soal penyerbuan Gedung Capitol AS pada 6 Januari oleh massa pro-Trump yang memprotes hasil pilpres.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Biden yang akan dilantik menjadi Presiden ke-46 AS ini diketahui memenangkan pilpres 2020 dengan dukungan kuat dari para pemilih kulit hitam di AS.

Pada Rabu (6/1) waktu setempat, ribuan demonstran pendukung Trump -- yang didorong oleh pidato Trump -- melakukan long march ke Gedung Capitol AS, yang saat itu sedang menggelar sidang pengesahan kemenangan Biden dalam pilpres 2020.

ADVERTISEMENT

Setelah sempat berunjuk rasa di luar Gedung Capitol AS, ratusan pendukung Trump menerobos barikade dan masuk tanpa izin ke dalam gedung yang menjadi simbol demokrasi AS tersebut.

Namun para polisi yang bertugas dilaporkan tidak mengerahkan gas air mata sampai para penyusup mencapai bagian tengah gedung, di mana mereka berkeliaran dengan bebas dan mengacak-acak kantor para anggota parlemen AS di dalamnya.

Laporan media-media AS bahkan menyebut beberapa petugas penegak hukum membukakan pintu untuk para pendukung Trump yang rusuh itu.

Situasi itu bertolak belakang dengan unjuk rasa memprotes ketidakadilan ras tahun lalu yang berlangsung di berbagai kota AS. Saat itu, para demonstran dibubarkan paksa oleh polisi yang menembakkan gas air mata dan peluru karet. Garda Nasional bahkan dikerahkan secara rutin sebagai langkah pencegahan awal. Sedangkan pada Rabu (6/1), Garda Nasional belum juga tiba hingga beberapa jam usai pendukung Trump menyerbu Gedung Capitol AS.

Banyak warga AS, yang dipimpin oleh para aktivis antirasisme, melontarkan tuduhan bahwa otoritas AS melakukan 'standar ganda' dalam merespons kerusuhan di Gedung Capitol AS.

"Kami menghabiskan seluruh musim panas lalu berjuang untuk orang-orang seperti George Floyd dan Breonna Taylor, dan kami berhadapan dengan peluru karet," ucap Patrisse Cullors, yang merupakan salah satu pendiri gerakan Black Lives Matter, kepada CNN.

Cullors memuji Biden karena mengakui perlakuan tidak setara terhadap dua kelompok berbeda.

Kritikan senada juga disampaikan mantan Ibu Negara AS, Michelle Obama, yang menyebut para pendukung Trump akan diperlakukan berbeda seandainya mereka berkulit hitam.

"Protes Black Lives Matter pada musim panas ini adalah gerakan yang sangat damai... Namun, di kota demi kota, hari demi hari, kita melihat demonstran yang damai berhadapan dengan kekerasan," tulis Michelle dalam postingan Facebook-nya.

Sebaliknya, sebut Michelle, mereka yang 'menodai pusat pemerintahan Amerika' pekan ini, malah 'dibawa keluar gedung bukan dengan borgol, tapi bebas untuk melanjutkan hari-hari mereka'.

Halaman 2 dari 2
(nvc/ita)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads