Presiden Iran, Hassan Rouhani, mengomentari kekacauan di Gedung Capitol Amerika Serikat (AS) yang dipicu pendukung Presiden Donald Trump. Rouhani menyebut kekacauan itu telah mengungkap kerapuhan demokrasi Barat.
"Apa yang kita lihat di Amerika Serikat kemarin (Rabu, 6/1) malam dan hari ini menunjukkan di atas segalanya betapa rapuhnya dan rentannya demokrasi Barat itu," ujar Rouhani dalam pidato yang disiarkan televisi nasional Iran, seperti dilansir AFP, Kamis (7/1/2021).
"Kita melihat bahwa sangat disayangkan tanah itu subur untuk populisme, meskipun ada kemajuan dalam ilmu pengetahuan dan industri. Seorang populis telah tiba dan dia telah membawa negaranya menuju bencana selama empat tahun terakhir ini," ucap Rouhani merujuk pada Trump.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya harap seluruh dunia dan penghuni Gedung Putih berikutnya akan belajar dari itu," cetusnya.
Lebih lanjut, Rouhani mengharapkan perubahan arah dari pemerintahan Presiden terpilih AS, Joe Biden, yang akan dilantik 20 Januari mendatang.
"Untuk melakukan perbaikan (untuk masa lalu) dan mengembalikan negara ke posisi yang layak untuk bangsa Amerika, karena bangsa Amerika adalah bangsa yang besar," ujar Rouhani menyampaikan harapan untuk pemerintahan baru AS nantinya.
"Semoga mereka kembali ke akal sehat, legalitas dan kewajiban mereka. Itu untuk keuntungan mereka sendiri dan demi kebaikan dunia," cetusnya lagi.
Meskipun sering menyebut AS sebagai 'Setan Besar' dalam retorika resminya, ini bukan pertama kalinya Presiden Iran menyebut AS sebagai 'bangsa besar'.
Rouhani yang seorang moderat dalam politik Iran, memimpin negosiasi untuk kesepakatan nuklir Iran tahun 2015 dengan negara-negara besar dunia, yang kemudian ditinggalkan Trump tahun 2018.
Dia disebut mempertaruhkan reputasinya dengan membuka diplomasi dengan pemerintahan Biden yang akan datang, demi berusaha menyelamatkan kesepakatan nuklir itu.