Dua pakar kesehatan terkemuka Amerika Serikat (AS) membantah klaim Presiden Donald Trump yang menyebut data federal soal jumlah kasus dan kematian akibat virus Corona (COVID-19) dilebih-lebihkan. Kedua pakar kesehatan itu menegaskan bahwa data kasus dan kematian di AS merupakan angka sesungguhnya.
"Kematian-kematian itu adalah kematian yang nyata," sebut Direktur Institut Nasional untuk Alergi dan Penyakit Menular AS, Anthony Fauci, kepada program acara 'This Week' pada televisi ABC News dan dilansir Reuters, Senin (4/1/2021).
Fauci menambahkan bahwa rumah-rumah sakit yang penuh sesak dengan pasien dan para tenaga medis yang penuh tekanan 'bukanlah palsu'. "Itu nyata," ujarnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Fauci bersama US Surgeon General, Jerome Adams, yang muncul dalam program CNN 'State of the Union', membela keakuratan data virus Corona yang dipublikasikan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) setelah Trump menyerang metode tabulasi yang digunakan lembaga itu.
"Jumlah kasus dan kematian akibat virus China jauh dilebih-lebihkan di Amerika Serikat karena metode penentuan yang konyol dari @CDCgov dibandingkan dengan negara-negara lainnya, yang kebanyakan melaporkannya, secara sengaja, sangat tidak akurat dan rendah," tuduh Trump via akun Twitter-nya.
Trump yang akan mengakhiri masa jabatannya pada 20 Januari mendatang, sering meremehkan bahaya virus Corona. Dia juga mengejek dan mengabaikan rekomendasi federal untuk mengendalikan penyebaran virus mematikan itu.
Menurut data CDC, lebih dari 20 juta orang terinfeksi virus Corona di AS dan nyaris 347 ribu orang meninggal dunia -- atau satu dibanding 950 warga AS.
"Dari perspektif kesehatan publik, saya tidak memiliki alasan untuk meragukan angka-angka tersebut dan saya pikir orang-orang harus sangat sadar bahwa ini bukan hanya soal kematian. Ini soal angka rawat inap, kapasitas," cetus Adams.
Lebih lanjut, Fauci dan Adams sama-sama menyatakan optimisme bahwa laju vaksinasi Corona di AS akan semakin meningkat setelah mengalami awal yang lamban. Sejauh ini, lebih dari 4,2 juta orang telah mendapatkan suntikan dosis pertama vaksin Corona di AS -- terhitung sejak 14 Desember 2020.
Angka itu jauh dari target pemerintahan Trump, yakni 20 juta vaksinasi pada akhir tahun 2020. Namun Fauci meyakini angka vaksinasi harian di AS akan meningkat hingga 1 juta vaksinasi dan menyerukan 'kemitraan nyata antara pemerintah federal dan negara bagian'.
"Kita ingin mendapatkan 20 juta, tapi secercah harapan adalah dalam 72 jam terakhir, mereka menyuntikkan 1,2 juta dosis ke lengan orang-orang, dengan rata-rata sekitar 500 ribu sehari," ucapnya.
"Kita belum berada di tempat yang kita inginkan. Tidak diragukan soal itu. Tapi saya pikir kita bisa sampai ke sana," imbuh Fauci.