.webp)
Pendiri WikiLeaks Julian Assange akan mengetahui pada hari Senin (4/1/2021) waktu setempat apakah hakim Inggris menyetujui ekstradisinya ke Amerika Serikat. Assange akan menghadapi sejumlah dakwaan termasuk spionase atas rilis dokumen rahasia militer AS.
Dilansir Reuters, Senin (4/1/2021) pihak berwenang AS mendakwa Assange (49) yang merupakan kelahiran Australia, atas 18 tuduhan bersekongkol untuk meretas komputer pemerintah dan melanggar undang-undang kerahasiaan. Dia dituduh merilis banyak sekali catatan militer rahasia dan kabel diplomatik lebih dari satu dekade lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jika diekstradisi dan kemudian dinyatakan bersalah melakukan spionase, Assange dapat dipenjara selama 30 hingga 40 tahun, kata pengacaranya. Meskipun jaksa penuntut mengatakan dia akan menghadapi tidak lebih dari 63 bulan penjara.
Siapa pun yang kalah dalam putusan hari Senin (4/1) kemungkinan besar akan mengajukan banding ke Pengadilan Tinggi London dan kasusnya bisa dibawa ke Mahkamah Agung Inggris Raya, yang selanjutnya menunda hasil akhir.
Jaksa AS dan pejabat keamanan Barat melihat Assange, pendiri WikiLeaks, sebagai musuh negara yang sembrono dan berbahaya, yang tindakannya membahayakan nyawa para agen yang namanya tercantum dalam materi tersebut.
Sementara itu, para pendukung menganggapnya sebagai pahlawan yang telah menjadi korban karena dia mengungkap kesalahan AS dalam perang di Afghanistan dan Irak.
Tim hukum Assange mengatakan dalam pengajuan tertulis penutupnya kepada Hakim Vanessa Baraitser, bahwa penuntutan tersebut bermotif politik "selama periode unik dalam sejarah AS di bawah pemerintahan (Presiden AS Donald) Trump."
(rdp/ita)
