Rusia mengumumkan pihaknya membongkar jaringan penyelundup narkoba internasional dalam operasi gabungan dengan Amerika Serikat (AS). Operasi gabungan ini menjadi bentuk kerja sama langka antara kedua negara yang sering berselisih ini.
Seperti dilansir AFP, Selasa (29/12/2020), Dinas Keamanan Federal Rusia (FSB) menyatakan telah melakukan misi multi-tahap dengan Departemen Kehakiman AS yang berakhir dengan penyitaan 330 kilogram kokain dengan perkiraan nilai pasaran mencapai US$ 1 miliar.
Video yang dirilis FSB kepada media-media lokal Rusia menunjukkan agen-agen berpakaian preman sedang menyeret sejumlah tersangka dari beberapa mobil, juga mengeluarkan kotak-kotak berisi uang tunai dan narkoba yang disita.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
FSB dalam pernyataannya menyebut operasi gabungan dengan AS itu membongkar 'komunitas kriminal transnasional yang khusus menyelundupkan kokain dari Amerika Selatan ke Rusia dan negara-negara Eropa lainnya'.
Misi ini dilakukan dalam beberapa tahap yang dimulai sejak Mei lalu di Saint Petersburg dan diakhiri dengan penemuan pasokan narkoba di Moskow bulan lalu.
Operasi gabungan dalam mengungkap jaringan penyelundup narkoba ini menjadi contoh langka untuk kerja sama antara Rusia dan AS, yang diketahui memiliki rasa saling tidak percaya yang mendalam atas berbagai isu mulai dari campur tangan pemilu hingga peretasan.
Awal bulan ini, para anggota parlemen AS menuduh Rusia ada di balik serangkaian serangan siber besar-besaran terhadap beberapa institusi pemerintah AS. Otoritas Rusia membantah tuduhan yang disebutnya kurang bukti itu.
Diketahui juga bahwa Rusia dan AS kesulitan menemukan titik temu untuk memperbarui perjanjian pengendalian senjata nuklir New START yang akan berakhir pada Februari 2021.
Presiden Vladimir Putin, pada bulan ini, menyatakan bahwa hubungan Rusia dengan AS kecil kemungkinan akan membaik di bawah pemerintahan Presiden terpilih AS, Joe Biden, yang akan datang.
(nvc/rdp)