Enam universitas di Indonesia meraih hibah pendanaan untuk berbagai proyek penelitian dan pengembangan kualitas pendidikan tinggi dari Norwegia. Program hibah itu bernama program Norwegian Program for Capacity Development in Higher Education and Research for Development atau NORHED II "Call for Proposals".
Berdasarkan keterangan tertulis dari KBRI Oslo, Selasa (22/12/2020) keenam universitas tersebut adalah Universitas Gadjah Mada (UGM), Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Pertanian Bogor (IPB), Politeknik Negeri Pontianak, Universitas Nusa Cendana dan Universitas Bangka Belitung.
Norwegian Agency for Development Cooperation (Norad) menyatakan keenam universitas di atas tercatat melakukan kolaborasi dengan universitas di Norwegia maupun di negara lainnya dalam berbagai sub-tema program.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk sub-tema "Perubahan Iklim dan Sumber Daya Alam", UGM, Politeknik Negeri Pontianak, Universitas Nusa Cendana dan Universitas Bangka Belitung berkolaborasi dengan Norwegian University of Science and Technology (NTNU) dalam proyek berjudul "Citizens Participations in Resource Governance and Sustainable Transition".
Pendanaan yang didapat sebesar 20 juta NOK (mata uang Norwegia) untuk 6 tahun.
Sementara itu, proyek berjudul "Ecosystem-based Management of Coastal Marine Resources", yang merupakan kolaborasi antara The Arctic University of Norway (UIT), IPB (Indonesia), University of Cape Coast (Ghana) dan Nha Trang Univ (Vietnam), mendapatkan pendanaan berjumlah 18.132.720 NOK untuk jangka waktu 6 tahun.
Terakhir, untuk sub-tema "Politik dan Tata Kelola Ekonomi", proyek "Enhancing Lean Practices in Supply Chains: Digitalization" yang merupakan kerja sama ITB (Indonesia), University of Stavanger (Norwegia) dan University of Moratuwa (Sri Lanka) mampu mendapatkan kucuran dana sebesar 9.916.556 NOK untuk 3 tahun.
Norad, badan yang berada di bawah Kementerian Luar Negeri Norwegia, menyatakan pihaknya menerima sebanyal 199 proposal, dimana 60 di antaranya akan didanai. Jumlah total yang diajukan adalah 3,1 miliar krona Norwegia (NOK), sedangkan total anggaran proposal yang akan didanai mencapai 1,1 miliar NOK.
"Karena persaingan yang tinggi dan pendanaan yang terbatas, banyak proyek yang relevan dan berkualitas tinggi telah ditolak," ungkap Koordinator program NORHED Jeanette da Silva, Selasa (22/12).
Negara yang terlibat dalam jumlah proyek terbanyak adalah Uganda, Tanzania, Ethiopia dan Malawi. Di Asia, Nepal memiliki jumlah proyek tertinggi. Sementara untuk Amerika Latin, proyek terbanyak dimenangkan oleh Kolombia.
Secara total, portofolio NORHED II mencakup 32 negara dan 100 lembaga mitra di Afrika, Asia dan Amerika Latin.
Mitra Norwegia termasuk 11 institusi pendidikan tinggi, dimana NTNU, Universitas Bergen (UiB), Universitas Oslo (UiO) dan Norwegian University of Life Sciences (NMBU) terlibat dalam jumlah tertinggi proyek.
Duta Besar RI untuk Kerajaan Norwegia dan Republik Islandia Todung Mulya Lubis mengungkapkan kebanggaannya atas keberhasilan keenam universitas di atas meraih pendanaan dari program NORHED II.
"Norwegia memiliki banyak jenis pendanaan untuk proyek penelitian yang bisa dimanfaatkan. Saya terus mendorong universitas-universitas di Indonesia untuk berkolaborasi dalam penelitian untuk pengembangan demi memperkuat kapasitas lembaga pendidikan tinggi, untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas lebih tinggi, penelitian yang lebih banyak dan berkualitas lebih tinggi, serta pendidikan tinggi yang lebih inklusif," tuturnya.