Kisah Perjuangan Ibu 4 Anak Penjarakan Tentara Myanmar yang Memperkosanya

Kisah Perjuangan Ibu 4 Anak Penjarakan Tentara Myanmar yang Memperkosanya

Novi Christiastuti - detikNews
Jumat, 18 Des 2020 15:26 WIB
A Myanmar soldier stands near Maungdaw, north of Rakhine state, Myanmar September 27, 2017. REUTERS/Soe Zeya Tun
Ilustrasi (dok. REUTERS/Soe Zeya Tun)
Naypyitaw -

Seorang wanita yang diperkosa bergiliran oleh tentara-tentara Myanmar melakukan perjuangan selama berbulan-bulan untuk mendapatkan keadilan. Perjuangannya membuahkan hasil dengan keputusan pengadilan militer Myanmar yang menjatuhkan vonis 20 tahun penjara terhadap tiga pemerkosanya.

Seperti dilansir AFP, Jumat (18/12/2020), Thein Nu yang berusia 36 tahun dan ibu dari empat anak ini, mengajukan gugatan terhadap militer Myanmar -- institusi paling berkuasa di Myanmar. Tentara Myanmar sejak lama dituduh menggunakan pemerkosaan sebagai senjata perang di zona-zona konflik negara itu.

Tindak pemerkosaan bergiliran terhadap Thein itu terjadi pada Juni lalu di Rakhine State, yang menjadi lokasi pertempuran selama hampir dua tahun terakhir antara militer Myanmar dan Tentara Arakan -- kelompok yang memperjuangkan otonomi lebih besar untuk populasi etnis Rakhine.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam pengakuan kesalahan yang jarang terjadi, militer Myanmar pada Sabtu (12/12) lalu mengumumkan vonis terhadap tiga tentara yang memperkosa Thein tersebut. Ditegaskan militer Myanmar bahwa penyelidikan 'transparan' telah dilakukan dalam kasus itu.

Tiga tentara itu dijatuhi vonis masing-masing 20 tahun penjara dengan kerja paksa oleh pengadilan militer Myanmar. Ini menjadi kemenangan hukum yang langka di Myanmar. Thein berharap vonis itu akan memberikan keberanian kepada para korban pemerkosaan lainnya untuk berbicara dan menantang impunitas militer.

ADVERTISEMENT

"Banyak wanita seperti saya telah mengalami hal yang sama. Jika saya tidak mengungkapkan ini, itu bisa menyebabkan lebih banyak (yang dianiaya) di Rakhine," cetus Thein kepada AFP. Thein Nu merupakan nama samaran untuk melindungi identitas aslinya.

Kemenangan Thein ini didapat setelah penolakan awal dari militer, yang menuding dirinya merekayasa tuduhan. Dia juga masih menghadapi stigma sosial yang meluas, termasuk dari suaminya yang menolak bicara dengannya.

"Saya bahagia sekaligus sedih," ucap Thein, yang masih tidak percaya dengan putusan pengadilan militer yang memenangkan dirinya.

"Saya tidak sepenuhnya percaya bahwa vonis ini akan menghentikan pemerkosaan dan penganiayaan terhadap perempuan di area-area konflik karena mereka (militer-red) adalah orang-orang yang tidak bisa diandalkan dengan dua wajah," imbuhnya.

Namun para pengamat memperingatkan bahwa terlalu dini untuk menilai apakah kemenangan Thein akan menjadi momen penting bagi militer Myanmar -- yang menguasai negara itu hingga tahun 2011 dan kini masih memegang kendali atas banyak aspek kehidupan di negara itu.

Dengan dijatuhkannya vonis penjara terhadap tiga tentara yang memperkosanya, Thein ingin seorang perwira senior Myanmar -- yang diyakini bisa menghentikan pemerkosaan itu -- untuk turut diadili.

Usai serangan itu, Thein dan anak-anaknya kabur dari Rakhine dan pergi ke Sittwe. Sementara suami Thein yang bekerja di Thailand, telah meninggalkan dirinya dan tidak pernah mengirimkan dukungan finansial keluarga kepadanya maupun anak-anaknya.

"Saat saya diam-diam menderita, saya hanya bisa berharap dia perlahan akan memahami saya," ucapnya kepada AFP.

Namun dia berharap kasusnya bisa mendorong korban lainnya untuk berani memperjuangkan keadilan. "Saya ingin mendorong semua perempuan di Rakhine yang menderita untuk mulai bicara kebenaran, bukannya malu dan menyembunyikannya. Jadilah seperti saya -- jadilah berani," tandasnya.

Halaman 3 dari 2
(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads