Misi Sukses China Bawa Batu dari Bulan ke Bumi

Round-Up

Misi Sukses China Bawa Batu dari Bulan ke Bumi

Tim detikcom - detikNews
Kamis, 17 Des 2020 20:52 WIB
Sebuah pesawat luar angkasa China tak berawak yang membawa batu dan tanah dari Bulan tiba di Bumi pada Kamis (17/12) pagi waktu setempat. Pesawat antariksa yang dikenal Change-5 mendarat di Mongolia Dalam, China Utara.
Foto: Pengambilan sampel batu dari bulan oleh China (Screenshoot AFP)
Beijing -

China akhirnya sukses menjalankan misi membawa batu dan tanah dari bulan. Pesawat luar angkasa tak berawak milik negeri tirai bambu itu telah sampai di bumi.

Sebuah pesawat luar angkasa China tak berawak yang membawa batu dan tanah dari Bulan kembali dengan selamat ke Bumi pada Kamis (17/12/2020) pagi waktu setempat. Ini merupakan misi pertama dalam empat dekade untuk mengumpulkan sampel permukaan Bulan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dilansir dari AFP dan kantor berita Xinhua, Kamis (17/12) modul kembali dari pesawat antariksa yang dikenal sebagai Chang'e-5 mendarat di wilayah Mongolia Dalam, China utara. Hal ini disampaikan oleh Badan Luar Angkasa Nasional China.

ADVERTISEMENT

China ingin mengejar ketertinggalan dengan Amerika Serikat dan Rusia setelah menghabiskan beberapa dekade untuk menyamai pencapaian para pesaingnya. China telah menggelontorkan miliaran dolar ke dalam program luar angkasa yang dijalankan militer.

Pesawat luar angkasa itu yang dinamai menurut mitos dewi Bulan China, mendarat di Bulan pada 1 Desember dan memulai penerbangan kembali dua hari kemudian. Saat di Bulan, wahana itu mengibarkan bendera China, kata badan antariksa China.

Apa yang diharapkan ilmuwan dari sampel batu dari bulan itu? Silakan klik halaman selanjutnya.

Para ilmuwan berharap sampel tersebut akan membantu mereka mempelajari tentang asal-usul Bulan, pembentukan, dan aktivitas vulkanik di permukaannya.

Dengan misi ini, China hanya menjadi negara ketiga yang mengambil sampel dari Bulan, setelah Amerika Serikat dan Uni Soviet pada 1960-an dan 1970-an.

Misi ini adalah upaya pertama sejak misi Luna 24 Uni Soviet pada tahun 1976.

Jurnal sains Nature memaparkan bahwa misi pesawat ruang angkasa itu adalah mengumpulkan dua kilogram material di area yang dikenal sebagai Oceanus Procellarum - atau "Ocean of Storms". Ini merupakan dataran lava luas yang belum pernah dijelajahi.

Di bawah Presiden Xi Jinping, rencana untuk "impian luar angkasa" China, demikian jurnal itu menyebutnya, telah dibuat berlebihan.

China berharap memiliki stasiun luar angkasa berawak pada tahun 2022 dan akhirnya mengirim manusia ke Bulan.

Halaman 2 dari 2
(rdp/rdp)



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads