Ditembak Mati di Irak, Aktivis Antipemerintah Sempat Tuliskan Ini di Facebook

Ditembak Mati di Irak, Aktivis Antipemerintah Sempat Tuliskan Ini di Facebook

Rita Uli Hutapea - detikNews
Rabu, 16 Des 2020 11:31 WIB
Ilustrasi: pembunuhan, mayat, bunuh diri, garis polisi, police line
Foto: Ilustrasi/Thinkstock
Jakarta -

Seorang pengunjuk rasa anti-pemerintah Irak ditembak mati di Baghdad timur, Irak oleh orang-orang bersenjata pada Selasa (15/12) malam waktu setempat.

Salah al-Irak terkenal karena peran aktifnya dalam aksi-aksi unjuk rasa yang meletus di Baghdad, ibu kota Irak dan wilayah selatan yang mayoritas Syiah tahun lalu. Dia kerap mengecam pemerintah sebagai korup, tidak efisien dan terikat pada negara tetangga Iran.

Seperti dilansir kantor berita AFP, Rabu (16/12/2020), aktivis Irak itu tewas di distrik Baghdad al-Jadida di Baghdad. Demikian menurut seorang petugas medis, sumber keamanan dan Jaringan Media Sosial Irak (INSM), kumpulan aktivis yang melaporkan aksi-aksi protes dan akibatnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ketiga sumber tersebut mengkonfirmasi kepada AFP bahwa korban meninggal pada saat kedatangannya di rumah sakit terdekat, Sheikh Zayed.

ADVERTISEMENT

Baghdad al-Jadida hanya beberapa kilometer dari Lapangan Tahrir, pusat protes di ibu kota Irak, di mana aktivis itu biasanya menyiarkan rekaman langsung.

INSM mengatakan pria itu telah menjadi sasaran dua kali sebelum penembakan hari Selasa (15/12).

Dalam posting terakhirnya di Facebook pada Selasa (15/12) sore waktu setempat, aktivis itu menulis: "Yang tidak bersalah mati sementara pengecut berkuasa."

Hampir 600 orang tewas dalam kekerasan terkait protes sejak unjuk rasa dimulai pada Oktober 2019, termasuk penyelenggara muda yang ditembak mati.

Perdana Menteri Mustafa al-Kadhemi, yang berkuasa pada Mei setelah aksi-aksi demo jalanan memaksa perdana menteri sebelumnya untuk mundur, telah berjanji untuk melindungi aksi-aksi unjuk rasa dan menangkap mereka yang bertanggung jawab atas kekerasan di masa lalu.

Tapi pekan lalu, delapan kelompok hak asasi lokal dan internasional mengatakan mereka khawatir tentang "kurangnya pertanggungjawaban atas eksekusi di luar hukum yang telah terjadi tahun ini, menargetkan individu untuk ekspresi damai mereka."

"Kegagalan pihak berwenang untuk membawa para pelaku ke pengadilan telah semakin memperkuat puluhan tahun impunitas yang telah membuat individu pemberani tanpa perlindungan paling dasar," kata kelompok itu, termasuk Amnesty International dan Human Rights Watch (HRW).

HRW pada hari Selasa (15/12) menyinggung kasus baru-baru ini dari Arshad Heibat Fakhry. Pria berusia 31 tahun itu belum terdengar kabarnya sejak dia ditahan oleh pria-pria bersenjata tak dikenal pada November lalu.

Halaman 2 dari 2
(ita/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads