ISIS Mengklaim Pembunuhan Jurnalis Perempuan Afghanistan

ISIS Mengklaim Pembunuhan Jurnalis Perempuan Afghanistan

Novi Christiastuti - detikNews
Jumat, 11 Des 2020 10:48 WIB
Siapakah Malala Maiwand, jurnalis perempuan Afghanistan yang ditembak mati?
Malala Maiwand (dok. BBC World)
Kabul -

Kelompok radikal Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) mengklaim bertanggung jawab atas kematian seorang jurnalis televisi perempuan di Afghanistan. Jurnalis tersebut juga dikenal sebagai aktivis hak perempuan.

Seperti dilansir Reuters dan Associated Press, Jumat (11/12/2020), Malala Maiwand yang merupakan presenter untuk radio dan televisi Enikas di Provinsi Nangarhar, tewas ditembak bersama sopirnya dalam serangan bersenjata di Jalalabad. Kendaraan yang ditumpanginya diberondong tembakan oleh dua pria bersenjata.

Juru bicara Gubernur Nangarhar, Attaullah Khogyani, menyebut Maiwand sedang dalam perjalanan ke kantornya saat serangan terjadi pada Kamis (10/12) waktu pagi setempat. Dua pelaku serangan telah ditangkap polisi dan mereka telah mengakui kejahatannya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kelompok Intelijen SITE, yang melacak pesan online militer, menyatakan bahwa ISIS merilis pernyataan yang mengklaim bertanggung jawab dalam sebuah 'komunike' yang diposting di internet. Dalam pernyataannya, ISIS mengklaim bertanggung jawab atas penembakan Maiwand hingga tewas.

Dilaporkan juga bahwa ISIS menyebut Maiwand sebagai jurnalis 'pro-rezim'.

ADVERTISEMENT

Provinsi Nangarhar merupakan lokasi kemunculan pertama dari kelompok afiliasi ISIS di Afghanistan sekitar 5 tahun lalu dan saat ini diyakini menjadi markas ISIS.

Diketahui bahwa ISIS mengklaim sebagian besar serangan terhadap warga sipil di Afghanistan beberapa waktu terakhir. Taliban, yang juga beroperasi di kawasan itu, sedang menggelar perundingan damai dengan perwakilan pemerintah Afghanistan, yang berlangsung di Qatar.

Tonton video 'Serangan Kelompok Bersenjata di Kampus Afghanistan Tewaskan 22 Orang':

[Gambas:Video 20detik]



Selain bekerja sebagai presenter televisi dan radio, Maiwand yang berusia 25 tahun ini juga seorang aktivis yang mengadvokasi hak-hak perempuan dan anak-anak di Afghanistan.

Maiwand bukan orang pertama dalam keluarganya yang menjadi target serangan. Lima tahun lalu, ibundanya yang juga seorang aktivis, tewas dibunuh sekelompok pria bersenjata.

"Dengan pembunuhan Malala, lapangan kerja untuk jurnalis perempuan semakin kecil dan jurnalis mungkin tidak berani melanjutkan pekerjaan mereka seperti yang mereka lakukan sebelumnya," sebut kelompok advokasi media Afghanistan, Nai, dalam pernyataannya.

Sepanjang tahun ini, sedikitnya 10 jurnalis dan pekerja media tewas dibunuh di Afghanistan. Bulan lalu, seorang jurnalis Radio Azadi, Elyas Dayee, tewas dalam ledakan bom di Provinsi Helmand dan seorang mantan presenter TOLOnews, Yama Siawash, tewas dalam ledakan serupa di Kabul.

Halaman 2 dari 2
(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads