Kanselir Jerman Angela Merkel meminta pembatasan yang lebih ketat usai kematian akibat Corona semakin gawat. Selain itu, Merkel juga menyampaikan maafnya kepada publik.
Dilansir dari AFP, Kamis (10/12/2020), otoritas Jerman telah memberlakukan aturan penutupan yang jauh lebih ketat daripada negara-negara besar Eropa lainnya, setelah berhasil melalui gelombang pertama pandemi.
Namun, negara dengan ekonomi terbesar di Eropa itu terpukul parah akibat gelombang kedua Corona dengan infeksi baru setiap hari lebih dari tiga kali lipat dari puncak wabah di musim semi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Korban kematian harian juga telah meningkat. Angkanya mencapai rekor 590 orang meninggal pada hari Rabu (9/12/2020).
Merkel mengatakan dia yakin pedoman yang disepakati dua minggu lalu dengan para pemimpin 16 negara bagian Jerman yang membuat toko-toko tetap buka. Namun, dia melarang makan di dalam ruangan.
Sembari membungkuk dan tangan menjura, Merkel meminta maaf kepada publik atas korban meninggal dunia akibat Corona yang meningkat.
"Saya benar-benar minta maaf... tetapi jika kita membayar harga korban tewas pada 590 orang setiap hari maka itu menurut saya, tidak dapat diterima," ujarnya dalam pidato emosional di depan parlemen.
Apa yang menjadi dasar permintaan pembatasan Merkel ini? Silakan klik halaman selanjutnya.
Dengan merujuk rekomendasi yang diterbitkan pada hari Selasa (8/12) oleh para ilmuwan dari Akademi Leopoldina, Merkel mengatakan dia setuju bahwa menutup toko dan membatasi pertemuan sosial adalah hal yang benar.
Untuk diketahui, para pemimpin negara bagian telah menyetujui rencana untuk memungkinkan pembatasan kontak sosial dilonggarkan selama Natal dan Tahun Baru - memungkinkan hingga 10 orang dewasa untuk bertemu, bukan hanya lima orang.
Namun, negara bagian yang terpukul lebih keras, termasuk Berlin dan Thuringia memilih untuk mempertahankan aturan yang lebih keras.