Pemerintah Turki berharap awal yang positif dengan Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Joe Biden. Harapan ini muncul setelah gesekan pra-pemilihan ketika Biden mengkritik Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.
"Kami yakin kami dapat memiliki awal yang baik dengan pemerintahan Biden," ujar Ibrahim Kalin, juru bicara Erdogan, pada acara virtual di German Marshall Fund di Amerika Serikat, seperti dilansir AFP, Kamis (10/12/2020).
Biden "mengenal presiden kami secara pribadi" dan "Saya yakin dia dan timnya menghargai nilai geopolitik dan strategis Turki," kata Kalin.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Biden menyebabkan kehebohan selama kampanye dengan mengatakan kepada media The New York Times bahwa Amerika Serikat harus memberanikan saingannya untuk mengalahkan "otokrat" Erdogan.
Turki memiliki hubungan yang bergejolak dengan pemerintahan Donald Trump, tetapi Erdogan juga telah membentuk ikatan dengan Trump, yang telah berbicara dengan baik tentang Turki.
Salah satu bidang utama yang menjadi perhatian adalah pembelian sistem pertahanan rudal S-400 oleh Turki dari Rusia. Pembelian sistem pertahanan itu membuat Amerika Serikat mengeluarkan sekutu NATO itu dari program jet tempur F-35, dengan mengatakan bahwa partisipasi itu tidak sesuai dengan adopsi teknologi Rusia.
"Kami yakin dari segi teknis dan militer, masalah itu bisa diatasi," kata Kalin.
"Tapi kami juga tahu bahwa ini bukan lagi masalah teknis militer. Ini dianggap oleh Kongres sebagai masalah politik," lanjutnya.
Simak juga video 'Trump Sebut Pilpres AS 2020 Curang, Ini Alasannya':
Kalin juga mengatakan bahwa Biden perlu memperhatikan "dua masalah keamanan nasional yang mendesak" untuk Turki.
Dia menyerukan diakhirinya semua dukungan AS untuk pejuang Kurdi Suriah, menuduh bahwa mereka tidak dapat dibedakan dari Partai Pekerja Kurdistan (PKK) yang dilarang di Turki.
Trump tahun lalu memerintahkan penarikan pasukan AS dari Suriah utara setelah tekanan dari Erdogan, yang memicu kritik keras di dalam negeri bahwa dia meninggalkan sekutu Kurdi yang memimpin pertempuran untuk mengalahkan ekstremis ISIS.
Kalin juga kembali menyampaikan tuntutan agar AS mengekstradisi ulama Turki yang bermukim di Pennsylvania, Fethullah Gulen, sekutu Erdogan yang kini menjadi musuh, yang dituduh mendalangi upaya kudeta 2016 yang gagal di Turki.