AS Ingatkan Prancis Tidak Pakai Tindakan Keras dalam Tangani Ekstremis

AS Ingatkan Prancis Tidak Pakai Tindakan Keras dalam Tangani Ekstremis

Rakhmad Hidayatulloh Permana - detikNews
Rabu, 09 Des 2020 10:40 WIB
Tiga orang tewas dalam serangan di Gereja Notre Dame, Nice, Prancis. Begini suasana gereja di pusat kota Nice itu pasca penyerangan.
Foto: Salah satu penyerangan di Nice, Prancis (AP Photo)
Jakarta -

Utusan Amerika Serikat untuk kebebasan beragama internasional menyuarakan keprihatinan tentang masalah penyerangan oleh kaum ekstremis di Prancis. Namun, dia memperingatkan soal bahaya tindakan "tangan keras" karena Presiden Emmanuel Macron menargetkan Islam radikal.

"Saya jelas prihatin atas apa yang terjadi di Prancis," kata Duta Besar Sam Brownback kepada wartawan ketika ditanya tentang inisiatif Macron seperti dilansir AFP, Rabu (9/12/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya pikir mungkin ada keterlibatan konstruktif yang menurut saya bisa membantu dan tidak berbahaya," imbuhnya.

ADVERTISEMENT

Brownback mengingatkan bahwa kebijakan tangan besi juga memperburuk situasi.

"Ketika Anda menjadi keras, situasinya bisa menjadi lebih buruk," ujarnya.

Macron telah memerintahkan tindakan keras terhadap ekstremisme di tengah keterkejutan di Prancis atas pemenggalan kepala seorang guru pada 16 Oktober usai menunjukkan kartun Nabi Muhammad kepada murid-muridnya. Juga kasus penikaman yang menyebabkan kematian tiga orang di sebuah gereja di kota Nice pada 29 Oktober.

Di bawah inisiatif tersebut, Prancis - yang merupakan negara sekuler dan rumah bagi populasi Muslim terbesar di Eropa - akan menutup masjid-masjid yang diketahui mempromosikan ekstremisme.

Brownback mengutuk ekspresi kekerasan agama tetapi berkata: "Jika Anda menjalankan keyakinan Anda secara damai, Anda berhak untuk mempraktikkan keyakinan itu."

Sebelumnya Macron mengatakan akan melakukan yang terbaik demi menyelesaikan masalah ini.

"Kami pikir negara-negara akan melakukan yang terbaik ketika mereka bekerja dengan para pemimpin agama dalam mengidentifikasi keprihatinan dan bidang masalah dan tidak berselisih dengan kelompok agama," kata Macron.

"Mereka memiliki hak kebebasan beragama yang fundamental dan mereka perlu dihormati dan dilindungi oleh pemerintah," lanjutnya.

Upaya Macron telah memicu protes di beberapa negara mayoritas Muslim, dengan para pemimpin Turki dan Pakistan menuduh bahwa dia menyerang Islam secara keseluruhan.

Para pembela Macron menuduh para pengkritiknya munafik, menunjuk pada penindasan yang parah terhadap keyakinan agama di tempat lain di dunia.

Halaman 2 dari 2
(rdp/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads