Kedutaan Besar (Kedubes) Amerika Serikat (AS) di Baghdad, Irak telah menarik sebagian stafnya karena masalah keamanan. Informasi ini disampaikan oleh dua pejabat senior Irak.
Dilansir dari AFP, Kamis (3/12/202020) AS marah dengan puluhan serangan roket dan bom pinggir jalan yang menargetkan misinya dan instalasi militer AS lainnya di Irak selama setahun terakhir.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penarikan sebagian staf kedutaan ini tampaknya merupakan imbas dari masalah keamanan, kata seorang pejabat Irak kepada AFP.
"Ini adalah penurunan kecil berdasarkan reservasi keamanan dari pihak AS. Mereka bisa kembali - ini hanya gangguan keamanan," kata sumber senior yang enggan disebut namanya itu.
"Kami tahu sebelumnya dan staf diplomatik teratas termasuk duta besar akan tetap tinggal, jadi ini bukan pemutusan hubungan diplomatik," imbuhnya.
Seorang pejabat tinggi Irak lainnya menegaskan itu adalah upaya untuk "meminimalkan risiko."
Tidak disebutkan berapa jumlah staf Kedubes AS yang ditarik dari Irak.
Seorang juru bicara Departemen Luar Negeri AS menolak mengomentari penarikan itu. Namun, dia mengatakan bahwa keselamatan para pejabat, warga dan fasilitas AS di Irak "tetap menjadi prioritas tertinggi mereka".
Juru bicara tersebut mengatakan bahwa Duta Besar AS Matthew Tueller masih berada di Irak dan kedutaan "terus beroperasi".
Washington sebelumnya menyalahkan serangan roket dan bom pinggir jalan pada kelompok garis keras pro-Iran di Irak dan telah membalas dua kali dengan membom salah satu faksi tersebut, Kataeb Hezbollah.
Ketika serangan terus berlanjut, AS mengeluarkan ultimatum ke Irak, mengancam akan menutup sepenuhnya kedutaannya.
Hal itu mendorong faksi-faksi yang berpihak pada Iran untuk menyetujui "gencatan senjata" pada pertengahan Oktober, dan serangan dengan cepat dihentikan.
Pada 17 November lalu, sebuah tembakan roket menghantam beberapa kawasan di Baghdad, menewaskan seorang warga.
Pejabat tinggi Irak dan negara-negara Barat mengatakan pada saat itu bahwa mereka mengharapkan gencatan senjata akan berlangsung, tetapi mengatakan Washington masih menyusun rencana penarikan.