Paus Fransiskus Kutuk Pembantaian di Nigeria yang Tewaskan 76 Orang

Paus Fransiskus Kutuk Pembantaian di Nigeria yang Tewaskan 76 Orang

Rita Uli Hutapea - detikNews
Rabu, 02 Des 2020 18:29 WIB
FILE - In this Nov. 22, 2020, file photo, Pope Francis incenses the altar as he celebrates Mass on the occasion of the Christ the King festivity, in St. Peters Basilica at the Vatican. China criticized Pope Francis on Tuesday over a passage in his new book in which he mentions suffering by China’s Uighur Muslim minority group. (Vincenzo Pinto/Pool Photo via AP, File)
Paus Fransiskus (Foto: Vincenzo Pinto/Pool Photo via AP, File)
Jakarta -

Paus Fransiskus mengutuk pembantaian para pekerja pertanian di timur laut Nigeria, yang diklaim oleh kelompok radikal Boko Haram dan menewaskan sedikitnya 76 orang.

"Saya ingin memastikan doa saya untuk Nigeria, di mana darah sekali lagi tertumpah dalam serangan teroris," kata Paus Fransiskus dalam audiensi umum mingguannya seperti dilansir kantor berita AFP, Rabu (2/12/2020).

"Semoga Tuhan menyambut mereka dalam kedamaian dan menghibur keluarga mereka, dan mengubah hati orang-orang yang melakukan kekejaman tersebut, yang sangat menyinggung nama-Nya," imbuhnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Para pria bersenjata dengan sepeda motor menyerang daerah di luar ibu kota negara bagian Borno, Maiduguri pada hari Sabtu (29/12) lalu, membantai puluhan buruh tani di sawah-sawah dekat desa Zabarmari.

ADVERTISEMENT

Awalnya tidak jelas faksi militan Nigeria mana yang berada di balik serangan itu, tetapi kelompok Boko Haram yang setia kepada pemimpin bayangan Abubakar Shekau mengatakan dalam sebuah video bahwa mereka "bertanggung jawab atas apa yang terjadi di sekitar Maiduguri dalam beberapa hari terakhir ... terutama di Zabarmari."

Sedikitnya 36.000 orang telah tewas dan dua juta orang mengungsi sejak Boko Haram melancarkan pemberontakan di timur laut Nigeria pada 2009. Kekerasan sejak itu menyebar ke seberang perbatasan, ke Kamerun, Chad dan Niger.

Paus Fransiskus juga menggunakan pidatonya pada hari Rabu (2/12) ini untuk menandai peringatan 40 tahun kematian empat misionaris yang diculik, diperkosa dan dibunuh oleh kelompok paramiliter di El Salvador selama perang saudara.

"Dengan dedikasi evangelis, dan menjalankan risiko besar, mereka membawa makanan dan obat-obatan untuk para pengungsi dan membantu keluarga yang lebih miskin. Mereka adalah teladan bagi setiap orang untuk menjadi misionaris yang setia," katanya.

Halaman 2 dari 2
(ita/ita)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads