Pukuli Pria Kulit Hitam, Sejumlah Polisi Prancis Dinonaktifkan

Pukuli Pria Kulit Hitam, Sejumlah Polisi Prancis Dinonaktifkan

Novi Christiastuti - detikNews
Jumat, 27 Nov 2020 11:38 WIB
Music producer identified only by his first name, Michel, is pictured on his way to the Inspectorate General of the National Police, known by its French acronym IGPN, in Paris, Thursday, Nov. 26, 2020. French Interior Minister Gerald Darmanin ordered several Paris police officers suspended after the publication of videos showing them beating up a Black man and using tear gas against him with no apparent reason. (AP Photo/Thibault Camus)
Michel Zecler yang dipukuli polisi Paris (AP Photo/Thibault Camus)
Paris -

Sejumlah polisi Paris di Prancis terekam kamera memukuli seorang pria kulit hitam, baik dengan tangan kosong maupun dengan tongkat pemukul. Gas air mata juga dilemparkan ke arah pria tersebut tanpa alasan jelas.

Seperti dilansir Associated Press, Jumat (27/11/2020), Menteri Dalam Negeri Prancis, Gerald Darmanin, memerintahkan agar para polisi yang terlibat pemukulan itu dinonaktifkan sementara dari tugasnya.

Video pemukulan itu pertama kali dipublikasikan oleh situs berita lokal, Loopsider, yang menunjukkan penangkapan seorang produser musik bernama Michel Zecler di distrik ke-17 Paris pada Sabtu (21/11) waktu setempat. Penangkapan terjadi di sebuah studio rekaman.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Potongan video yang didapatkan Associated Press, baik dari kamera CCTV di dalam studio musik maupun dari rekaman tetangga di luar studio, menunjukkan tiga polisi mengikuti Zecler masuk ke dalam studio musiknya. Di dalam studio, ketiga polisi terlihat berulang kali menonjok Zecler dan memukulinya dengan tongkat.

Kepada Associated Press, Zecler mengaku dirinya merasa 'baik' sekarang karena 'kebenaran telah terungkap'.

ADVERTISEMENT

"Saya ingin memahami mengapa saya diserang oleh orang-orang yang berseragam polisi. Saya ingin keadilan yang sebenarnya, karena saya percaya pada keadilan di negara saya," ucapnya.

Zecler menuturkan bahwa polisi berulang kali melontarkan hinaan kepadanya, termasuk menyebut hinaan rasis yang kasar. Ditambahkan Zecler bahwa dirinya masih belum mengerti mengapa polisi menangkap dirinya. Akibat pemukulan itu, Zecler mengalami luka cukup parah di kepala, lengan dan kaki.

"Dia menanyakan apa yang mereka inginkan, jika mereka ingin memeriksa identitasnya. ... Mereka tidak berhenti memukulinya, video kekerasan (di dalam studio) berlangsung selama 12 menit," sebut pengacara Zecler, Hafida El Ali, dalam pernyataannya.

Pada satu momen, sebut El Ali, polisi melemparkan granat gas air mata ke dalam studio agar orang-orang yang ada di dalamnya keluar. Menurut El Ali, sembilan orang yang sedang merekam musik di dalam basement studio juga ikut dipukuli. Pemukulan terus berlanjut hingga ke luar studio musik dan baru berhenti setelah salah satu polisi menyadari mereka sedang direkam. Setelah itu Zecler ditahan.

Dalam pernyataan via Twitter, Darmanin menyatakan bahwa badan yang menyelidiki tuduhan pelanggaran oleh polisi, Inspektorat Jenderal Polisi Nasional (IGPN), tengah menyelidiki kasus ini. "Saya ingin proses disipliner sesegera mungkin," ucap Darmanin dalam pernyataannya.

Kepolisian Paris menyatakan IGPN akan mencari tahu situasi yang sebenarnya seputar penangkapan Zecler.

Kantor jaksa Paris juga sedang menyelidiki tindakan para polisi tersebut. Disebutkan kantor jaksa Paris bahwa pihaknya telah membatalkan proses hukum terhadap Zecler yang dibuka pada hari penangkapannya dan sebaliknya, telah membuka penyelidikan untuk 'tindak kekerasan seorang seseorang dalam posisi otoritas publik' dan 'pernyataan palsu'.

Laporan surat kabar Le Parisien, yang mengutip laporan tertulis polisi yang melakukan penangkapan, menyebut Zecler menarik perhatian mereka karena tidak memakai masker yang diwajibkan di area outdoor selama pandemi virus Corona (COVID-19). Zecler juga dinilai tampak 'gugup' dan memiliki 'bau obat yang kuat'. Polisi menyebut Zecler menjadi 'berbahaya' terhadap mereka.

"Klien saya tidak pernah melakukan kekerasan apapun terhadap polisi... Dia bahkan tidak mempertahankan dirinya sendiri," sebut pengacara Zecler.

Halaman 2 dari 2
(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads