Otoritas China mengkritik Paus Fransiskus yang menyebut etnis muslim minoritas Uighur di Xinjiang dipersekusi. Pernyataan itu disampaikan Paus Fransiskus dalam buku barunya.
Seperti dilansir Associated Press, Selasa (24/11/2020), Paus Fransiskus untuk pertama kali menyebut Uighur sebagai orang-orang yang 'dipersekusi', setelah bertahun-tahun para aktivis HAM mendorong sang Paus melakukan hal tersebut.
Dalam buku barunya yang berjudul 'Let Us Dream: The Path to A Better Future', Paus Fransiskus menyebutkan 'orang Uighur yang malang' sebagai contoh kelompok yang dipersekusi karena keyakinan mereka.
Buku tersebut membahas soal perlunya melihat dunia dari pinggiran dan masyarakat terpinggirkan. "Ke tempat-tempat penuh dosa dan kesengsaraan, pengucilan dan penderitaan, penyakit dan kesendirian," sebut Paus Fransiskus.
"Saya sering memikirkan orang-orang yang dipersekusi: Rohingya, Uighur yang malang, Yazidi -- apa yang ISIS lakukan terhadap mereka sungguh kejam -- atau warga Kristen di Mesir dan Pakistan yang tewas akibat bom yang meledak saat mereka berdoa di gereja," tulis Paus Fransiskus dalam bukunya.
Dalam tanggapannya, juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Zhao Lijian, mengkritik pernyataan Paus Fransiskus tersebut.
"Pernyataan Paus Fransiskus tentang Uighur tidak memiliki dasar faktual sama sekali," sebut Zhao.