Seremoni pelantikan Presiden terpilih Amerika Serikat (AS), Joe Biden, pada 20 Januari 2021 akan digelar dalam versi yang sedikit dikurangi dibandingkan tradisi biasanya. Hal ini dimaksudkan agar tidak membahayakan kesehatan warga Amerika di tengah pandemi virus Corona (COVID-19) yang terus merajalela.
"Saya pikir itu jelas harus diubah," ucap Kepala Staf Gedung Putih untuk pemerintahan Biden, Ron Klain, merujuk pada seremoni pelantikan, seperti dilansir Reuters, Senin (23/11/2020).
"Jelas, ini tidak akan menjadi jenis pelantikan yang sama seperti yang kita lakukan di masa lalu," imbuhnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Biden diserang berulang kali oleh Presiden Donald Trump karena selalu memakai masker dan mempraktikkan langkah-langkah pencegahan Corona selama kampanye pilpres lalu. Trump yang tidak mematuhi pedoman kesehatan yang sama, terinfeksi Corona pada awal Oktober lalu dan tercatat ada sejumlah kasus Corona di kalangan staf Gedung Putih bahkan keluarga kepresidenan AS.
Ditegaskan Klain bahwa Biden dan Wakil Presiden terpilih AS, Kamala Harris, akan terus menekankan praktik aman saat mereka dilantik pada 20 Januari tahun depan. Namun Klain tidak menjelaskan lebih lanjut langkah yang dimaksud.
Seremoni pelantikan Presiden AS biasanya menampilkan momen pengambilan sumpah jabatan dan pidato oleh Presiden yang baru di kompleks Gedung Capitol AS di Washington DC, dengan kerumunan orang memenuhi area National Mall.
Presiden yang baru juga akan makan siang bersama anggota parlemen AS di Gedung Capitol sebelum melakukan parade menuju ke Gedung Putih. Sepanjang parade, biasanya orang-orang berkumpul di tepi jalan untuk menyambut dan menyapa sang Presiden baru AS.
Klain menyatakan bahwa tim Biden berkonsultasi dengan para pimpinan House of Representatives (HOR) atau DPR AS dan Senat AS soal berbagai detail dan praktik terbaik untuk pelantikan mendatang.
Dalam wawancara dengan program televisi ABC 'This Week', Klain menyatakan bahwa hasilnya kemungkinan besar adalah 'versi yang dikurangi dari tradisi yang sudah ada'. Dia merujuk pada aksi 'tarian di jalanan' secara spontan yang banyak muncul di AS setelah Biden diproyeksikan menang pilpres AS 2020 pada 7 November lalu.
"Kami tahu orang-orang ingin merayakan. Ada sesuatu di sini untuk dirayakan. Kami hanya ingin mencoba mencari cara untuk melakukannya seaman mungkin," tandas Klain.