Massa aktivis demokrasi melakukan aksi dan berbaris di markas besar polisi Thailand di Bangkok. Massa melempari dinding kantor polisi dengan cat berwarna cerah.
Dilansir Reuters, Kamis (19/11/2020), serangan ke markas polisi itu dilakukan sehari setelah kericuhan yang terjadi dalam aksi yang mengakibatkan lebih dari 50 orang terluka.
Para pengunjuk rasa - berjumlah sekitar 20.000 menurut perkiraan AFP - memadati persimpangan utama di jantung distrik perbelanjaan dan komersial Bangkok, setelah para pemimpin mereka berjanji untuk meningkatkan gerakan aksi.
Setelah mencoretkan slogan anti-kerajaan di dinding dan jalanan, massa berbaris di markas besar polisi nasional yang dijaga ketat - dipimpin oleh badut dan parade bebek karet raksasa.
Mereka ditemani seorang biksu Budha yang memberikan salam tiga jari, seperti dalam film 'Hunger Games', yang telah menjadi simbol gerakan protes para pemuda di Thailand. Beberapa pengunjuk rasa melemparkan botol kaca dan bom cat ke dinding markas polisi, yang dibarikade dengan truk dumper, balok beton, dan kawat silet.
Demonstran lain melemparkan cat ke dinding luar, meninggalkan warna kuning cerah dan biru, sementara yang lain menggunakan pistol air untuk menyemprotkan cat ke dalam kompleks kantor polisi.
Khawatir terjadi masalah, banyak pengunjuk rasa yang datang dengan membawa helm, kacamata, dan masker gas. Namun, setelah serangan dengan cat dadakan itu, mereka bubar dengan damai sekitar pukul 08.30 malam waktu setempat.
Protes yang dilakukan pada Rabu (18/11) terjadi sehari setelah bentrokan hebat ketika polisi menembakkan gas air mata dan meriam air ke arah pengunjuk rasa yang berusaha mendekat ke parlemen.
Lebih dari 50 orang terluka, enam di antaranya dengan luka tembak, menurut petugas medis, meskipun tidak jelas siapa yang bertanggung jawab atas penembakan itu.