ISIS Mengaku Bertanggung Jawab Atas Ledakan Bom di Arab Saudi

ISIS Mengaku Bertanggung Jawab Atas Ledakan Bom di Arab Saudi

Rakhmad Hidayatulloh Permana - detikNews
Jumat, 13 Nov 2020 10:57 WIB
A member of the US-backed Syrian Democratic Forces removes an Islamic State group flag in the town of Tabqa, near Syrias Raqa, on April 30, 2017 (AFP Photo/DELIL SOULEIMAN)
Foto: Iustrasi bendera ISIS (AFP Photo/DELIL SOULEIMAN)
Jeddah -

Kelompok ISIS mengaku bertanggung jawab atas serangan bom di pemakaman non-Muslim di kota Jeddah, Arab Saudi yang melukai beberapa orang. Namun, ISIS tidak memberikan bukti apa pun untuk mendukung klaimnya itu.

Dilansir Reuters, Jumat (13/11/2020) dalam pernyataan yang dikeluarkan melalui saluran resminya di Telegram, kelompok itu mengatakan bahwa "tentaranya" telah berhasil menyembunyikan bom rakitan di pemakaman pada hari Rabu (11/11) yang kemudian meledak setelah beberapa "konsul negara-negara Perang Salib" berkumpul di sana.

Ledakan bom itu terjadi selama upacara peringatan berakhirnya Perang Dunia Pertama yang melibatkan kedutaan-kedutaan asing. Ini merupakan serangan pertama dengan bahan peledak dalam beberapa tahun untuk mencoba menyerang orang-orang asing di kerajaan Saudi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam pernyataannya, ISIS mengatakan bahwa target utama mereka adalah Konsul Jenderal Prancis, yang menghadiri upacara tersebut, sebagai respons atas pernyataan pemerintah Prancis mengenai publikasi kartun yang menggambarkan Nabi Muhammad.

ADVERTISEMENT

Pemerintah Prancis membela hak untuk menerbitkan kartun tersebut, yang dianggap menghujat umat Islam.

Pada 18 Oktober, seorang juru bicara ISIS meminta para pendukung kelompok radikal itu untuk menargetkan orang-orang Barat, jaringan pipa minyak, dan infrastruktur ekonomi di Arab Saudi.

Lihat juga video 'Serangan Kelompok Bersenjata di Kampus Afghanistan Tewaskan 22 Orang':

[Gambas:Video 20detik]



Akhir bulan lalu, seorang pria Saudi yang memegang pisau ditangkap setelah menyerang dan melukai seorang penjaga keamanan di konsulat Prancis di Jeddah.

Insiden itu terjadi setelah pemenggalan kepala seorang guru bahasa Prancis di dekat Paris oleh seorang pria asal Chechnya, yang mengatakan dia ingin menghukum guru tersebut karena memperlihatkan kartun Nabi Muhammad kepada murid-muridnya saat pelajaran kewarganegaraan.

Presiden Prancis Emmanuel Macron menyebut guru itu, Samuel Paty, seorang pahlawan, dan dia berjanji untuk melawan "separatisme Islam".

Halaman 2 dari 2
(rdp/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads