Para pegawai Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (Deplu AS) juga para diplomat AS merasa terkejut, bingung dan marah setelah Menteri Luar Negeri (Menlu) Mike Pompeo enggan mengaku kemenangan Presiden terpilih AS, Joe Biden. Pompeo malah menyebut 'akan ada transisi mulus ke pemerintahan Trump kedua'.
Seperti dilansir CNN, Rabu (11/11/2020), komentar itu disampaikan Pompeo dalam konferensi pers pada Selasa (10/11) waktu setempat, saat ditanya wartawan soal apakah Deplu AS akan bekerja sama dengan tim transisi Biden.
"Saya merasa muak," tutur seorang diplomat AS di luar negeri, yang enggan disebut namanya. "Beraninya dia merusak pekerjaan kita," imbuhnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Bagaimana bisa dia serius?" ucap diplomat AS lainnya. "Ini sebenarnya sangat menakutkan," ujarnya lagi.
Seorang pejabat Deplu AS, yang juga enggan disebut namanya, mengatakan bahwa dirinya dan rekan-rekannya menonton konferensi pers itu hingga Pompeo 'bercanda soal transisi' dan kemudian mereka 'mengacungkan jari tengah karena merasa jijik'.
"Untuk seseorang yang menciptakan kode ethos (budaya semangat-red) dan seorang lulusan West Point, dia sungguh turun ke level terendah di antara yang terendah," sebut mereka, sembari menyebut Pompeo 'menenggelamkan warisannya, bahkan dengan semua pekerjaan dan diplomasi selama masa jabatannya'.
Para diplomat AS tidak menerima panduan dari Deplu AS soal bagaimana membahas hasil pilpres AS 2020. Pompeo tidak menjawab pertanyaan itu saat ditanya wartawan dalam konferensi pers.
Dalam konferensi pers pada Selasa (10/11) waktu setempat, Pompeo seolah menolak mengakui kemenangan Biden atas Trump dalam pilpres AS saat ditanya apakah Deplu AS bersiap untuk berkoordinasi dengan tim transisi Biden.
"Akan ada transisi mulus ke pemerintahan Trump kedua. Benar. Dunia sedang mengamati apa yang terjadi. Kita akan menghitung semua suara," jawab Pompeo.
"Saat prosesnya selesai, mereka akan menjadi pilihan elector. Ada prosesnya, Konstitusi menjabarkannya dengan cukup jelas. Dunia seharusnya memiliki keyakinan penuh bahwa transisi yang diperlukan untuk memastikan Departemen Luar Negeri berfungsi hari ini, sukses hari ini, dan sukses dengan seorang presiden yang menjabat pada 20 Januari, satu menit setelah siang hari (saat pelantikan Presiden AS-red), juga akan sukses," jelasnya.
Usai Pompeo menyampaikan komentar tersebut, para diplomat AS yang bertugas di luar negeri merasa marah dan bingung soal apakah Pompeo menyarankan mereka untuk memberitahu mitra-mitra mereka bahwa Trump akhirnya akan menjabat untuk periode kedua, yang diyakini sangat tidak mungkin secara virtual.
Pompeo tidak menjawab secara langsung saat ditanya lebih lanjut oleh wartawan soal apakah dia mempercayai ada kecurangan pilpres secara luas. Sejauh ini tidak ada bukti kuat yang mendukung dugaan kecurangan dalam pilpres AS 2020.