Saat Trump Tetap Ogah untuk Mengaku Kalah

Round-Up

Saat Trump Tetap Ogah untuk Mengaku Kalah

Tim detikcom - detikNews
Senin, 09 Nov 2020 20:11 WIB
President Donald Trump returns to the White House from playing golf in Washington, DC on November 7, 2020, after Joe Biden was declared the winner of the 2020 presidential election. - Joyous celebrations erupted in Washington on Saturday after Joe Biden was declared winner of the US presidency, as several people poured into the streets of the US capital -- some of them chanting, cheering and singing in front of the White House. (Photo by ANDREW CABALLERO-REYNOLDS / AFP)
Foto: Donald Trump masih belum menerima kekalahannya (AFP/ANDREW CABALLERO-REYNOLDS)
Jakarta -

Joe Biden telah menjadi presiden terpilih Amerika Serikat (AS). Namun, petahana Presiden AS, Donald Trump masih ogah mengakui kekalahannya.

Trump masih terus saja membahas soal kecurangan pilpres dalam cuitan-cuitan Twitternya.

Cuitan-cuitan Trump melalui akunnya, @realDonaldTrump, hingga Minggu (8/11) waktu AS menunjukkan Trump masih membahas soal tuduhan kecurangan pilpres. Dia juga menolak mengakui hasil proyeksi berbagai media terkemuka AS yang menetapkan Biden sebagai pemenang pilpres AS 2020 dengan raihan 290 electoral votes melawan dirinya yang hanya meraup 214 electoral votes.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sejak kapan Media Lamestream menetapkan siapa presiden kita selanjutnya? Kita telah belajar banyak dalam dua pekan terakhir!" tegas Trump dalam cuitannya seperti dikutip detikcom pada Senin (9/11/2020).

ADVERTISEMENT

Dalam beberapa cuitan lainnya, Trump memposting kutipan dari opini sejumlah tokoh, salah satunya dari mantan Ketua House of Representatives (HOR) atau DPR AS, Newt Gingrich, dari Partai Republik yang menyebut pilpres AS 2020 sebagai 'pemilu yang dicuri' dan proses penghitungan di beberapa negara bagian berlangsung 'korup'.

Diketahui bahwa tim kampanye Trump akan mengajukan gugatan hukum terkait hasil penghitungan suara dalam pilpres tahun ini. Salah satunya di negara bagian Pennsylvania yang menjadi penentu kemenangan Biden pada Sabtu (7/11) waktu setempat.

Pengacara Trump, Rudy Giuliani, menyatakan gugatan hukum di Pennsylvania akan diajukan pada Senin (9/11) waktu AS. Dalam pernyataannya, Giuliani mengklaim tim pengamat kubu Trump kehilangan akses untuk mengawasi pemrosesan dan penghitungan suara di negara bagian tersebut.

Disebutkan juga bahwa tim kampanye Trump akan mengajukan gugatan serupa di negara-negara bagian lainnya agar selanjutnya bisa memicu 'gugatan hukum nasional besar-besaran'.

Istri Trump, Melania Trump disebut membujuk suaminya agar mau mengakui kekalahan. Klik halaman selanjutnya.

Melania Sarankan Trump Terima Kekalahan

Ibu Negara Melania Trump menambah daftar orang di lingkaran dekat Trump untuk menerima kekalahannya dalam Pilpres AS. Dilansir CNN, Senin (9/11/2020), sumber CNN menyebutkan Melania Trump telah mempertimbangkan pendapatnya itu.

"Dia (Melania) telah menawarkannya, seperti yang sering dilakukannya," kata sumber tersebut.

Sebelum Melania, menantu Donald Trump, Jared Kushner telah lebih dulu menyarankan agar Trump menerima kekalahannya dari Joe Biden. Pagi ini, Trump masih mencuit penentangannya terhadap kemenangan Biden.

Melania Trump lalu membuat pernyataan publik pertamanya terkait pemilihan presiden AS. Ia menggemakan suara suaminya bahwa suara masih harus dihitung.

"Rakyat Amerika berhak mendapatkan pemilihan yang adil. Setiap suara legal - bukan ilegal - harus dihitung. Kita harus melindungi demokrasi kita dengan transparansi penuh," tulis Melania di Twitter.

Halaman 2 dari 2
(rdp/rdp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads