Serukan Kekerasan ke Politikus Demokrat, Kepala Kepolisian di AS Mundur

Serukan Kekerasan ke Politikus Demokrat, Kepala Kepolisian di AS Mundur

Novi Christiastuti - detikNews
Senin, 09 Nov 2020 15:46 WIB
ilustrasi smartphone
Ilustrasi (Unspslah)
Arkansas -

Seorang kepala kepolisian di sebuah kota di Arkansas, Amerika Serikat (AS), mengundurkan diri dari jabatannya setelah kedapatan menyerukan tindak kekerasan terhadap anggota dan politikus Partai Demokrat.

Seperti dilansir CNN, Senin (9/11/2020), Lang Holland yang merupakan Kepala Kepolisian Kota Marshall -- yang berpenduduk 1.300 orang, memicu kemarahan penduduk setempat dan warga AS lainnya di berbagai wilayah setelah melontarkan komentar yang tidak menyenangkan via media media sosial.

Selain berulang kali menyerukan agar anggota dan politikus Partai Demokrat dibunuh, Holland juga membagikan meme dari teori konspirasi QAnon dan mengklaim bahwa pilpres AS 2020 telah dicuri.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kematian bagi seluruh Demokrat Marxist," seru Holland dalam postingan via Parler, sosial media baru yang populer di kalangan konservatif dan digunakan sebagai alternatif Twitter. "Jangan biarkan ada tawanan, jangan biarkan ada yang selamat!!" tulis Holland dalam komentarnya.

Satu gambar yang dia posting menunjukkan sekelompok politikus Partai Demokrat, termasuk Hillary Clinton dan Barack Obama, memakai seragam tahanan. "Saya mendoakan agar semua yang ada di gambar ini digantung di tiang gantungan ... Kurang dari itu tidak akan diterima," tulis Holland di bawah gambar tersebut.

ADVERTISEMENT

Holland telah mengundurkan dirinya pada Sabtu (17/11) waktu setempat. Wali Kota Marshall, Kevin Elliott, dalam komentarnya menegaskan pengunduran diri Holland berlaku dengan segera.

"Kota Marshall mengecam keras tindakan Holland dalam postingan media sosialnya," tegas Elliot dalam pernyataannya.

"Masyarakat Marshall sama sekali tidak mendukung atau memaafkan aksi bullying atau ancaman kekerasan terhadap siapa saja dari persuasi politik apapun ... Kepolisian Marshall ada di sini untuk melayani dan melindungi SEMUA ORANG," ucapnya.

Elliott mengaku kaget saat membaca postingan Holland tersebut. Dia menggambarkan Holland sebagai 'pahlawan' yang banyak menjalani tur ke luar negeri dan menyebut sosoknya 'sangat, sangat Amerika Serikat'. Postingan media sosial Holland itu dinilai sudah melewati batas.

"Itu tidak bisa diterima oleh kota Marshall. Kami tidak peduli apakah Anda dari Partai Republik atau Partai Demokrat. Anda memiliki suara dan Anda memiliki hak," ujarnya.

Awal tahun ini, Holland diketahui sempat menjadi pemberitaan media karena secara terang-terangan menolak menerapkan aturan wajib pakai masker selama pandemi virus Corona (COVID-19) yang berlaku di seluruh wilayah negara bagian Arkansas.

Halaman 2 dari 2
(nvc/ita)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads