Seorang petugas penghitung suara di Fulton County, Georgia, Amerika Serikat (AS) menerima ancaman usai video dirinya sedang membuang selembar kertas di lokasi penghitungan suara menjadi viral di media sosial. Si petugas ini diancam dan data pribadinya disebar secara online usai dituduh membuang surat suara.
Seperti dilansir NBC News, Sabtu (7/11/2020), Direktur Badan Pemilu Fulton County, Richard Barron, menuturkan kepada wartawan setempat bahwa salah satu pegawainya menerima ancaman. Sang pegawai yang tidak disebut namanya itu, menurut Barron, merupakan salah satu petugas yang bekerja cepat.
Dituturkan Barron bahwa petugas itu mulai menerima ancaman setelah sebuah video yang menunjukkan dirinya sedang membuang selembar kertas menjadi viral di Twitter dan Facebook. Video itu membuat si petugas dituduh 'korup' dan membuang surat suara.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Barron menegaskan bahwa tuduhan itu 'salah besar' karena petugas itu membuang sebuah kertas berisi instruksi memilih yang ikut disertakan dalam amplop surat suara via pos oleh salah satu pemilih di distrik tersebut.
Kertas yang dibuang si petugas itu, menurut Barron, memiliki ukuran yang lebih kecil dari surat suara yang berukuran 19 inch atau 48 cm.
Diungkapkan Barron bahwa nama, alamat rumah dan informasi soal mobil milik si petugas itu disebarkan secara online oleh orang-orang yang menuduhnya melakukan 'kecurangan'. Akibatnya, si petugas itu saat ini tinggal dalam persembunyian.
"Saya menyampaikan kesedihan saya karena semua ini terjadi padanya, hanya karena dia menjadi petugas pemilu," ucap Barron yang menyatakan dirinya telah bertemu dan berbicara dengan si petugas itu.
Barron menyatakan bahwa dirinya kehilangan salah satu pegawai yang bisa diandalkan akibat kasus ini. Proses penghitungan suara di Fulton County harus dilanjutkan tanpa petugas yang diandalkan Baron itu. Sekitar 4.600 surat suara via pos yang masuk dalam kelompok terakhir, menurut Barron, akan dihitung dan dilaporkan sebelum Jumat (6/11) tengah malam waktu AS.
Data terbaru Fox News dan Associated Press menunjukkan dengan 99 persen suara masuk di Georgia, capres Partai Demokrat, Joe Biden, unggul dengan 2.456.845 suara (49,42 persen) melawan Presiden Donald Trump dengan 2.452.825 suara (49,34 persen). Selisih keduanya mencapai 4.020 suara atau hanya 0,08 persen saja.
Sekretaris Negara Bagian Georgia, Brad Raffensperger, sebelumnya mengumumkan penghitungan ulang akan dilakukan karena selisih suara kedua capres sangat tipis. Aturan hukum negara bagian Georgia menetapkan penghitungan ulang harus dilakukan jika selisih suara akhir kedua capres mencapai kurang dari 0,5 persen. Penghitungan ulang baru bisa dilakukan setelah hasil akhir di negara bagian ini disertifikasi.