Polisi vs Demonstran Jelang Penghujung Pilpres AS Tak Terhindarkan

Round-Up

Polisi vs Demonstran Jelang Penghujung Pilpres AS Tak Terhindarkan

Tim detikcom - detikNews
Kamis, 05 Nov 2020 20:34 WIB
A protester yells after a march to the Mark O. Hatfield United States Courthouse on the night of the election, Tuesday, Nov. 3, 2020, in Portland, Ore. (AP Photo/Marcio Jose Sanchez)
Foto: Demonstrasi pasca pilpres AS di Porland (AP Photo/Marcio Jose Sanchez)
Washington DC -

Pemilihan presiden Amerika Serikat (AS) diwarnai aksi demonstrasi menjelang akhir penghitungan suara. Polisi dan demonstran bahkan sempat bentrok.

Bentrokan terjadi antara polisi dan demonstran di kawasan Greenwich Village, New York City, Amerika Serikat. Kepolisian New York atau NYPD melaporkan lebih dari 20 orang ditangkap dalam bentrokan tersebut.

Laporan Associated Press, Kamis (5/11/2020) menyebut aksi protes di Fifth Avenue, New York City, pada Rabu (4/11) waktu setempat awalnya berjalan dengan damai. Aksi itu menyerukan agar setiap suara pemilih dalam pilpres AS dihitung.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

ADVERTISEMENT

Namun kemudian muncul sekelompok orang yang membuat kegaduhan di lokasi yang sama, dengan memprotes kebrutalan polisi. Orang-orang dari kelompok inilah yang terlibat bentrok dengan polisi dan akhirnya ditangkap. Polisi setempat juga sempat memadamkan sejumlah api kecil yang disulut oleh para demonstran di lokasi aksi.

"Kami mengapresiasi dan menghargai pentingnya kebebasan berbicara. Prioritas utama kami adalah keselamatan," demikian pernyataan NYPD.

"Kami telah menangkap lebih dari 20 orang yang berusaha membajak aksi damai dengan melakukan pembakaran, melemparkan sampah dan telur di Manhattan," imbuh pernyataan tersebut.

Warga AS di berbagai wilayah turun ke jalanan untuk meminta setiap suara pemilih dalam pilpres tahun ini dihitung, setelah Presiden Donald Trump yang tanpa dasar mengklaim ada penipuan besar dalam pilpres dan menyatakan akan mengambil langkah hukum di beberapa negara bagian.


Demonstrasi di Portland

Unjuk rasa pasca pilpres Amerika Serikat (AS) di Portland, Oregon, berujung kerusuhan. Setidaknya delapan orang ditangkap.

Seperti dilansir ABC News, Kamis (5/11/2020), otoritas kota Portland menetapkan bahwa kerusuhan telah terjadi pada Rabu (4/11) malam waktu setempat setelah para demonstran anti-Donald Trump mengamuk menghancurkan kaca-kaca toko. Garda Nasional pun diaktifkan di wilayah tersebut karena adanya tindak kekerasan di pusat kota.

Kantor Sheriff Multnomah County dalam pernyataannya mengumumkan sedikitnya delapan orang ditangkap dalam kerusuhan di Portland.

Disebutkan juga oleh Kantor Sheriff Multnomah County bahwa sejumlah benda seperti palu, cat semprot dan kembang api kelas komersial disita dari mereka yang terlibat kerusuhan.

Portland telah menjadi tempat bentrokan berbulan-bulan antara polisi dan pengunjuk rasa, yang marah atas pembunuhan orang-orang kulit hitam Amerika oleh petugas penegak hukum di seluruh negeri.

Warga AS di berbagai wilayah turun ke jalanan untuk meminta setiap suara pemilih dalam pilpres tahun ini dihitung, setelah Presiden Donald Trump yang tanpa dasar mengklaim ada penipuan besar dalam pilpres dan menyatakan akan mengambil langkah hukum di beberapa negara bagian.

Seperti dilansir kantor berita AFP, Kamis (5/11/2020), kerusuhan di Portland berawal ketika para pengunjuk rasa berkumpul di tepi sungai Portland dan bersumpah untuk "melindungi hasil" pilpres yang berlangsung ketat. Para demonstran membawa spanduk bertuliskan "Hitung Setiap Suara" dan "Pemungutan Suara Telah Berakhir. Pertarungan Berlanjut."

Garda Nasional Dikerahkan

Demo yang berujung rusuh di Portland, Oregon itu telah memicu pengerahan Garda Nasional. Seperti dilansir Associated Press, Kamis (5/11/2020), Gubernur Oregon, Kate Brown, mengaktifkan pengerahan Garda Nasional Oregon beberapa saat setelah Kantor Sherif Multnomah County menetapkan situasi kerusuhan di pusat kota Portland pada Rabu (4/11) malam waktu setempat.

Laporan Kantor Sherif Multnomah County menyebut para perusuh di Portland melakukan aksi perusakan properti. Media lokal KPTV juga melaporkan bahwa para perusuh melakukan vandalisme terhadap gedung-gedung setempat, termasuk memecahkan kaca jendela salah satu gereja, kemudian merusak mesin ATM dan membakar sebuah bendera Amerika di tengah jalan.

"Kekerasan yang luas terjadi di pusat kota Portland. Demi keselamatan publik, Gubernur Kate Brown, di bawah nasihat Komando Bersatu, telah mengaktifkan pengerahan Garda Nasional Oregon untuk membantu penegakan hukum setempat dalam merespons setiap tindak kekerasan, dan untuk menjaga ketertiban umum dan memastikan keamanan masyarakat," demikian pernyataan Kantor Sherif Multnomah County.

"Personel Garda Nasional terlatih dalam pengendalian massa dan akan berkoordinasi dengan tim respons setempat," imbuh pernyataan itu.

Halaman 2 dari 3
(rdp/lir)



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads