Jika Trump Kalah Pilpres, Apakah Transfer Kekuasaan di AS Bakal Alot?

Jika Trump Kalah Pilpres, Apakah Transfer Kekuasaan di AS Bakal Alot?

Tim detikcom - detikNews
Kamis, 05 Nov 2020 15:15 WIB
President Donald Trump arrives with first lady Melania Trump to speak in the East Room of the White House, early Wednesday, Nov. 4, 2020, in Washington. (AP Photo/Evan Vucci)
Presiden AS Donald Trump dan istrinya, Melania (Foto: AP/Evan Vucci)
Jakarta -

Penyerahan kekuasaan usai pemilihan presiden Amerika Serikat (AS) diperkirakan bakal berjalan alot. Pasalnya, sejak masa kampanye, Presiden Donald Trump telah menolak menjamin penyerahan kekuasaan dengan mulus jika ia kalah.

Seperti dilansir AFP, Kamis (24/9/2020) pernyataan Trump itu disampaikan pada bulan September lalu di Gedung Putih.

"Yah, kita harus melihat apa yang terjadi," jawab Trump ketika ditanya pada konferensi pers Gedung Putih apakah dia berkomitmen pada prinsip paling dasar dari pemerintahan demokratis di Amerika Serikat tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

ADVERTISEMENT

Trump ketika itu juga mengeluhkan metode surat suara via pos. Menurutnya, itu bencana baginya.

"Anda tahu bahwa saya telah mengeluh sangat keras tentang surat suara via pos dan surat suara itu adalah bencana," ujar Trump mengenai peningkatan penggunaan surat suara via pos dikarenakan pandemi virus Corona.

Trump sering mengklaim bahwa surat suara tersebut rentan terhadap penipuan massal dan didorong oleh Demokrat untuk mencurangi pemilihan. Namun, tidak ada bukti bahwa surat suara yang dikirim melalui layanan pos menyebabkan penipuan yang signifikan dalam pemilu AS.

Pada konferensi pers tersebut, Trump juga tampaknya menyarankan untuk membatalkan sistem surat suara via pos.

"Singkirkan surat suara itu dan Anda akan mendapatkan ketenangan -- tidak akan ada transfer, terus terang. Akan ada kelanjutan," cetusnya.

Silakan klik halaman selanjutnya.

Trump Bakal Layangkan Gugatan ke MA

Pernyataan Trump pada bulan September itu sepertinya memang bakal dilakukan Trump. Trump mengklaim dirinya telah memenangkan pemilihan presiden AS 2020, meskipun penghitungan suara belum selesai. Biden saat ini masih unggul atas Trump.

Trump pun mengatakan dia akan pergi ke Mahkamah Agung untuk menghentikan penghitungan surat suara via pos yang masih belum selesai. Trump tanpa dasar mengklaim telah terjadi penipuan.

"Ini penipuan terhadap publik Amerika. Ini memalukan negara kita," klaim Trump dalam pidatonya di Gedung Putih seperti dilansir AFP, Rabu (4/11/2020).

"Kita memang memenangkan pemilu ini," klaimnya.

Selain itu, seperti dilansir Reuters, Kamis (5/11/2020), tim Kampanye Trump meminta penghitungan suara ulang di Wisconsin. Hal ini disebut karena adanya laporan ketidakberesan di beberapa kabupaten. Manajer kampanye Bill Stepien menyebut laporan tersebut menimbulkan keraguan bagi keabsahan hasil.

"Ada laporan ketidakberesan di beberapa kabupaten Wisconsin yang menimbulkan keraguan serius tentang keabsahan hasil," kata Bill Stepien dalam sebuah pernyataan.

Namun Bill tidak memberikan rincian terkait laporan tersebut. Dia menyebut Trump meminta penghitungan ulang.

Mungkinkah proses penyerahan kekuasaan bisa berjalan mulus? Mari kita tunggu saja.

Halaman 2 dari 2
(rdp/ita)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads