Prose penghitungan pun menjadi lebih lama karena sejumlah kendala.
Berikut sejumlah perbedaan yang mencolok antara pilpres AS 2020 ini dengan pilpres 2016:
Pemilihan via Pos
Sebagaimana dilansir AFP, tahun ini pemilih dalam pipres AS memanfaatkan suara via pos atau mail-in ballots. Cara pemilihan ini dilakukan untuk mencegah risiko penularan virus Corona. Namun, Trump sempat mengkritik suara via pos karena dinilai akan menjadi penipuan substansial.
Metode ini mengalami kendala di beberapa negara bagian. Seperti dilansir CNN, Rabu (4/11/2020), empat negara bagian kunci atau battleground states, yakni Pennsylvania, Wisconsin, Michigan dan Georgia, diketahui baru akan melanjutkan penghitungan surat suara via pos pada Rabu (4/11) pagi waktu AS.
Para pejabat pemilu di beberapa negara bagian itu memutuskan untuk menghentikan penghitungan suara via pos pada Selasa (3/11) malam waktu AS dan melanjutkannya pada Rabu (4/11) pagi waktu AS. Sedangkan beberapa distrik di Pennsylvania belum mulai menghitung surat suara via pos hingga Rabu (4/11) pagi.
Surat suara via pos, jumlahnya memecahkan rekor untuk pilpres tahun ini akibat pandemi virus Corona (COVID-19). Surat suara via pos diperkirakan akan menguntungkan capres Partai Demokrat, Joe Biden. Sedangkan pada tahun 2016, kendala ini tidak ada.
Rekor Jumlah Pemilihan Awal
Pemilihan awal atau early voting tahun ini juga memecahkan rekor. Lebih dari 95 juta orang di AS telah melakukan early voting atau memberikan suaranya melalui pemungutan suara lebih awal dalam pemilihan presiden (pilpres) AS 2020. Angka ini telah melebihi separuh dari total jumlah pemilih keseluruhan dalam pilpres 2016 lalu.
Seperti dilansir Reuters, Selasa (3/11/2020), jumlah pemilih awal yang tergolong sangat tinggi diperkirakan akan berkontribusi pada tercetaknya rekor baru untuk jumlah pemilih AS secara total dalam pilpres tahun ini.
Menurut penghitungan dari US Elections Project di Universitas Florida, data hingga Senin (2/11) waktu setempat menunjukkan lebih dari 95 juta orang telah menggunakan hak pilih mereka dalam pemungutan suara awal.
Angka tersebut setara dengan 69 persen dari total jumlah pemilih dalam pilpres 2016 lalu.
Lebih Lama
Proses penghitungan suara dalam pilpres AS tahun ini lebih lama dibandingkan tahun 2016 lalu.
Dalam pilpres 2016, penghitungan suara bisa langsung dilakukan dengan cepat. Gelaran ini berlangsung selama hari pemilihan umum 8 November 2016 dan hasilnya bisa langsung dilihat hari itu juga. Donald Trump bahkan langsung menyampaikan pidato kemenangannya usai meraih 288 electoral vote, mengalahkan Hillary Clinton yang hanya meraih 215 electoral vote.
Namun tahun ini, seperti dilansir CNN, Rabu (4/11/2020), belum ada satupun capres yang berhasil meraup 270 electoral votes hingga Rabu (4/11) pagi waktu AS. Padahal, dalam pilpres-pilpres sebelumnya, capres yang menang biasanya telah diketahui pada malam hari pemilihan.
Lambatnya pengumuman hasil pilpres AS tahun ini dipicu oleh proses penghitungan yang belum selesai di beberapa negara bagian, terutama di beberapa negara bagian kunci.
Laporan CNN menyebut penghitungan suara masih belum selesai di sedikitnya sembilan negara bagian, yakni Alaska, Arizona, Georgia, Michigan, Maine, Nevada, North Carolina, Pennsylvania dan Wisconsin.