Donald Trump dan Joe Biden masih terus bersaing sengit untuk memperebutkan kursi presiden AS. Di tengah persaingan itu, ada nama Jo Jorgensen yang selalu mengekor di bawah perolehan suara dua kandidat itu. Siapa dia?
Sebagaimana dilansir Associated Press, Rabu (4/11/2020) peroleh suara Biden untuk sementara ini 49,8% dengan 238 electoral votes. Sedangkan Trump terus mengejar dengan raihan 48,6% suara dan 213 electoral votes. Di bawah mereka, ada Jo Jorgensen yang hanya meraih 1,1% suara dan nol electoral vote.
Dikutip dari situs resmi kampanyenya, Jorgensen adalah satu-satunya kandidat presiden AS dari Partai Libertarian. Ternyata, perempuan itu sudah memiliki rekam jejak politik sejak lama.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia pernah menjadi calon wakil presiden Partai Libertarian bersama Harry Browne dalam pemilihan tahun 1996. Saat itu, dia berkampanye di 38 negara bagian dan tampil di lebih dari 300 acara radio di seluruh Amerika.
Pada tahun 1992, dia adalah kandidat Partai Libertarian untuk Distrik Kongres ke-4 South Carolina.
Untuk latar belakangnya, Jorgensen dikenal sebagai pengusaha. Setelah mendapatkan gelar MBA, dia menggunakan pendidikannya untuk bekerja sebagai perwakilan pemasaran untuk IBM. Berpindah ke Greenville pada tahun 1983, dia memulai bisnis penjualan perangkat lunaknya sendiri.
Simak video 'Timeline Pilpres AS 2020 dari Pengumuman hingga Pelantikan':
Dia kemudian menjadi dosen senior Psikologi di Clemson University sejak 2006 dan memegang gelar PhD psikologi industri.
Meskipun Partai Libertarian tetap ada di pemilihan, Jo Jorgensen mengkritik sistem duo partai yang hanya diisi oleh Republik dan Demokrat saja.
Libertarian ada di pemungutan suara di semua 50 negara bagian dan Jorgensen merupakan wanita pertama yang dipilih untuk mewakili partai itu.