Partai Demokrat diprediksi untuk merebut dominasi atas Senat Amerika Serikat (AS) dari Partai Republik saat pemilihan umum (pemilu) digelar pada 3 November ini. Sedikitnya ada 14 kursi Senat AS yang menjadi perebutan dalam pemilu tahun ini.
Seperti dilansir Reuters, Selasa (3/11/2020), dengan angka ketidakpuasan publik naik terhadap Presiden Donald Trump dan membebani Partai Republik, para pemilih AS akan memutuskan apakah akan mengakhiri karier politik para Senator Republikan, termasuk Senator South Carolina, Lindsey Graham, yang merupakan sekutu Trump dan Senator Maine, Susan Collins, yang dikenal moderat.
Total, ada 12 kursi Senator Republikan dan dua kursi Senator Demokrat yang dipertaruhkan dalam pemilu tahun ini. Data itu didasarkan pada analisis Reuters atas tiga lembaga prediksi pemilu AS -- Center for Politics pada Universitas Virginia, Cook Political Report dan Inside Elections.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Diketahui bahwa selain memilih calon presiden (capres), warga AS juga memilih anggota Kongres, Gubernur dan sejumlah jabatan penting mulai dari level lokal, negara bagian hingga federal. Untuk Senat AS yang jumlah totalnya mencapai 100 Senator, diketahui bahwa masa jabatan mereka mencapai 6 tahun setiap periodenya. Sekitar sepertiga kursi Senat AS di antaranya akan dipilih dalam setiap pemilu yang digelar empat tahun sekali.
"Ada pertarungan sengit di seluruh wilayah," sebut Ketua Mayoritas Senat AS, Mitch McConnell, dari Partai republik. Dia menyebut peluang Partai Repulik untuk mempertahankan dominasi atas Senat AS mencapai 'proposisi 50-50'.
Prediksi dari tiga lembaga prediksi pemilu AS itu menyebut Demokrat bisa merebut dominasi dari Republikan dengan menguasai 55 kursi dari total 100 kursi Senat AS. Hasil ini akan memberikan Demokrat dominasi menyeluruh pertama dalam satu dekade terakhir atas Senat dan House of Representatives (HOR), yang diperkirakan masih akan didominasi politikus Demokrat.
Untuk bisa memenangkan dominasi atas Senat AS, Demokrat dinilai hanya perlu merebut tiga kursi Senat Republikan jika Biden nanti terpilih menjadi Presiden AS dan Kamala Harris sebagai Wakil Presiden AS akan memberikan suara pemecah kebuntuan dalam Senat AS. Saat ini Partai Republik diketahui menguasai Senat AS dengan dominasi 53 kursi melawan 47 kursi Senator Demokrat.
Kendati dijagokan merebut dominasi atas Senat, hasil akhir pemilu untuk sedikitnya lima negara bagian AS mungkin akan mengalami penundaan, bisa berhari-hari bahkan berbulan-bulan. Hal ini disebabkan oleh banyaknya suara yang diberikan melalui pemungutan suara via pos di tengah pandemi virus Corona (COVID-19).
Para analis dan pejabat pemilu negara bagian juga memprediksi kemungkinan adanya putaran kedua untuk pemilihan Senat AS di beberapa negara bagian juga semakin menunda pengumuman hasilnya.
Penundaan pengumuman hasil pemilu diprediksi terjadi di Arizona dan Maine, di mana Demokrat sangat dijagokan merebut kursi Republikan. Perebutan suara sengit juga terjadi di North Carolina dan Iowa, serta Colorado yang memungkinkan digelarnya putaran kedua jika tidak ada kandidat yang meraup lebih dari 50 persen suara.
Jika Demokrat nantinya benar-benar berhasil merebut dominasi Senat AS dari Republikan, ketua minoritas Senat AS, Chuck Schumer, dari Demokrat berjanji tidak akan membiarkan apapun menghalangi mereka.
"Kami memiliki kewajiban moral kepada rakyat Amerika untuk menyelesaikan banyak hal jika kami mendapatkan mayoritas. Tidak ada yang tidak dipertimbangkan," cetusnya.