Para pemimpin Uni Eropa mengutuk aksi penembakan di Wina, Austria yang terjadi di enam lokasi berbeda. Sedikitnya dua orang tewas akibat penembakan tersebut.
Presiden Prancis Emmanuel Macron, yang negaranya baru saja mengalami serangan penusukan dan pemenggalan, turut angkat bicara.
"Kami, Prancis, berbagi keterkejutan dan kesedihan rakyat Austria yang malam ini dilanda serangan di jantung ibu kota mereka, Wina. Setelah Prancis, negara sahabatlah yang diserang," kata Macron dalam cuitan di Twitter usai penembakan di Wina.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini Eropa kita. Musuh-musuh kita harus tahu dengan siapa mereka berhadapan. Kita tidak akan menyerah," imbuhnya seperti dilansir kantor berita AFP, Selasa (3/11/2020).
Presiden Komisi Uni Eropa, Ursula von der Leyen, mengaku terkejut dan sedih atas penembakan di Wina.
"Saya terkejut dan sedih dengan serangan brutal yang terjadi di Wina. Pikiran saya tertuju pada keluarga para korban dan rakyat Austria," katanya.
"Eropa berdiri dalam solidaritas penuh dengan Austria. Kita lebih kuat daripada kebencian dan teror," imbuhnya.
Presiden Dewan Eropa, Charles Michel, juga mengutuk serangan itu. "Eropa mengutuk keras tindakan pengecut yang melanggar kehidupan dan nilai-nilai kemanusiaan kita," tulisnya di Twitter.
"Pikiran saya tertuju pada para korban dan orang-orang #Vienna setelah serangan mengerikan malam ini," imbuhnya.
Setidaknya dua orang tewas dan 15 orang lainnya luka-luka dalam aksi penembakan di Wina. Seorang pelaku penembakan telah tewas ditembak polisi.
Otoritas setempat, seperti dilansir Reuters, menyatakan bahwa setidaknya satu pelaku masih dalam pengejaran. Identitas para pelaku belum diketahui pasti. Motif penembakan ini juga belum jelas dan masih dalam penyelidikan.
Menteri Dalam Negeri Austria, Karl Nehammer, menyebut bahwa para pelaku melepas tembakan di sedikitnya enam lokasi, yang semuanya berlokasi di dekat sebuah sinagoge.