Calon presiden (capres) Amerika Serikat (AS), Joe Biden, menyatakan dirinya akan mengambil pendekatan berbeda dalam kebijakan imigrasi dibandingkan saat era Presiden Barack Obama. Biden mengakui bahwa ada kesalahan dalam kebijakan imigrasi era Obama saat dirinya menjabat Wakil Presiden AS.
Seperti dilansir CNN, Kamis (23/10/2020), hal itu disampaikan Biden saat menjawab pertanyaan soal angka deportasi yang tinggi dan kegagalan meloloskan reformasi imigrasi pada era Obama. Saat diminta secara langsung untuk meyakinkan para pemilih AS untuk mempercayakan dirinya dengan imigrasi setelah 8 tahun kepemimpinan Obama, Biden memberi jawaban terus terang.
"Karena kami melakukan kesalahan. Dibutuhkan waktu lama untuk melakukannya dengan benar. Saya akan menjadi Presiden Amerika Serikat, bukan Wakil Presiden Amerika Serikat," tegas Biden, yang berjanji kali ini akan melakukannya dengan cara yang berbeda.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam debat capres terakhir di Nashville, Tennessee, Biden menegaskan dukungannya untuk membuka jalur menjadi warga negara AS bagi para imigran tanpa dokumen resmi.
Biden meminta Kongres AS untuk segera mengabulkan status kewarganegaraan bagi beberapa imigran tanpa dokumen resmi yang masuk ke AS masih sebagai anak-anak.
"Faktanya adalah, saya telah menjelaskan dengan sangat jelas dalam 100 hari saya akan mengirimkan ke Kongres Amerika Serikat, jalur menuju kewarganegaraan bagi lebih dari 11 juta orang tanpa dokumen. Dan semua yang disebut 'dreamers', anak-anak DACA (Deferred Action for Childhood Arrivals), mereka akan segera disertifikasi untuk bisa tinggal di negara ini dan menuju jalur menjadi warga negara," jelas Biden dalam pernyataannya.
Diketahui bahwa Presiden Donald Trump mengusulkan pembangunan tembok perbatasan sepanjang AS dan Meksiko sejak kampanye pilpres 2016 lalu. Trump juga menjadikannya sebagai prinsip kebijakan imigrasi pemerintahannya. Setelah menjabat, Trump merilis perintah eksekutif yang melarang masuk orang-orang dari sejumlah negara mayoritas muslim selama 90 hari. Perintah eksekutif itu beberapa kali digugat di pengadilan sebelum akhir diperkuat.
Tahun 2018, Trump menerapkan kebijakan 'tanpa toleransi' yang menjeratkan tuntutan kriminal terhadap setiap orang dewasa yang menyeberangi perbatasan AS secara ilegal. Kebijakan ini memicu perpisahan memilukan ribuan keluarga imigran di perbatasan, dengan anak-anak ditahan terpisah dari orangtua mereka.
Tonton video 'Biden Sebut Iran hingga Rusia Campuri Pemilu AS':