Otoritas China membantah laporan yang menyebut pihaknya mungkin menahan warga negara Amerika Serikat (AS) di wilayahnya. China menyangkal bahwa warga negara asing di wilayahnya terancam ditahan secara sewenang-wenang.
Dalam tanggapannya, seperti dilansir Reuters, Selasa (20/10/2020), otoritas China justru menuding AS telah memperlakukan warga negara asing secara buruk.
Bantahan China ini disampaikan setelah laporan media terkemuka AS, The Wall Street Journal (WSJ), menyebut otoritas China berkali-kali memperingatkan AS bahwa pihaknya mungkin menangkap warga AS yang ada di wilayah China.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kementerian Luar Negeri China dalam pernyataannya menyebut otoritas AS-lah yang memperlakukan warga negara asing dengan buruk. China juga menuduh AS melakukan 'penindasan politik secara terang-terangan' terhadap para akademisi China.
"Klaim AS bahwa warga negara asing di China berada di bawah ancaman penahanan sewenang-wenang merupakan sikap berlagak jadi korban dan sangat membingungkan," tegas juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Zhao Lijian, dalam konferensi pers di Beijing.
Ditegaskan Zhao bahwa otoritas China melindungi keselamatan dan hak sah dari warga negara asing.
Laporan WSJ menyebut bahwa para pejabat China berulang kali memberikan peringatan kepada para pejabat AS bahwa China dapat menahan warga Amerika sebagai respons atas persidangan di AS terhadap seorang akademisi China yang berafiliasi dengan militer.
Pada September lalu, imbauan perjalanan yang dirilis Departemen Luar Negeri AS memperingatkan warga AS agar tidak melakukan perjalanan ke China, dengan menyebut bahwa pemerintah China menggunakan penahanan sewenang-wenang dan larangan keluar terhadap warga AS dan warga negara asing lainnya 'untuk mendapatkan posisi tawar atas pemerintah asing'.
Pemerintah Presiden Donald Trump semakin sering menuduh China menggunakan operasi dunia maya dan spionase untuk mencuri teknologi, militer dan pengetahuan AS lainnya. Otoritas China telah membantahnya.