Cegah Interupsi, Mikrofon Trump-Biden Akan Dimatikan Saat Debat Capres

Cegah Interupsi, Mikrofon Trump-Biden Akan Dimatikan Saat Debat Capres

Novi Christiastuti - detikNews
Selasa, 20 Okt 2020 09:21 WIB
FILE - This combination of Sept. 29, 2020,  file photos shows President Donald Trump, left, and former Vice President Joe Biden during the first presidential debate at Case Western University and Cleveland Clinic, in Cleveland, Ohio. Amid the tumult of the 2020 presidential campaign, one dynamic has remained constant: The Nov. 3 election offers voters a choice between substantially different policy paths. (AP Photo/Patrick Semansky, File)
Donald Trump dan Joe Biden (AP Photo/Patrick Semansky, File)
Washington DC -

Debat calon presiden (capres) Amerika Serikat (AS) terakhir akan digelar pada 22 Oktober mendatang. Ada perubahan peraturan yang diterapkan yakni mikrofon kedua capres, Donald Trump dan Joe Biden, akan dimatikan pada bagian-bagian tertentu selama debat berlangsung.

Seperti dilansir CNN, Selasa (20/10/2020), perubahan aturan ini diumumkan Komisi Debat Kepresidenan AS pada Senin (19/10) waktu setempat. Keputusan ini diambil oleh Komisi Debat karena debat capres pertama pada 29 September berujung kacau saat Trump terus-menerus menginterupsi Biden yang berbicara.

"Kami merasa nyaman bahwa tindakan ini mencapai keseimbangan yang tepat dan demi kepentingan rakyat Amerika, untuk siapa debat ini digelar," tegas Komisi Debat Kepresidenan AS dalam pernyataannya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Aturan untuk mematikan atau mute mikrofon capres akan berlaku demikian. Pada awal masing-masing segmen dari total enam segmen debat nantinya, masing-masing capres akan diberi waktu dua menit untuk menjawab pertanyaan. Selama sesi tersebut, mikrofon capres lawannya akan dimatikan.

"Berdasarkan aturan debat yang disepakati, masing-masing kandidat memiliki waktu dua menit tanpa interupsi untuk memberikan pernyataan pada awal setiap segmen yang berdurasi 15 menit. Pernyataan ini akan dilanjutkan dengan sesi diskusi terbuka," jelas Komisi Debat Kepresidenan AS dalam pernyataannya.

ADVERTISEMENT

"Kedua tim kampanye pekan ini kembali menegaskan persetujuan mereka untuk aturan dua menit tanpa interupsi," imbuh pernyataan itu.

"Komisi hari ini mengumumkan bahwa untuk menegakkan aturan yang telah disepakati, satu-satunya kandidat yang mikrofonnya akan menyala selama periode dua menit adalah kandidat yang memiliki hak menjawab. Untuk keseimbangan setiap segmen, yang dirancang untuk tujuan diskusi terbuka, mikrofon kedua kandidat akan menyala," terang Komisi Debat dalam pernyatannya.

Tonton juga video 'Trump: Saya Melawan Kandidat Terjelek di Sejarah Kepresidenan':

[Gambas:Video 20detik]



Dengan kata lain, mikrofon kedua capres akan dinyalakan kembali setelah masing-masing capres selesai menyampaikan jawaban mereka selama dua menit.

"Selama sesi yang didedikasikan untuk diskusi terbuka, Komisi mengharapkan para kandidat akan saling menghormati waktu dari lawannya, yang akan membantu jalannya percakapan untuk kepentingan publik yang menonton," sebut Komisi Debat dalam pernyataannya.

"Seperti sebelumnya, moderator akan membagi waktu yang kira-kira sama antara kedua pembicara selama 90 menit. Waktu yang terenggut selama interupsi akan dikembalikan ke kandidat lainnya," jelas pernyataan Komisi Debat.

Debat capres pertama pada 29 September dinilai kacau dan semrawut karena kedua capres saling berbicara pada waktu bersamaan sehingga jawaban dan argumen yang disampaikan tidak bisa terdengar dengan jelas.

Debat kedua yang dijadwalkan 15 Oktober lalu, dibatalkan setelah Trump menolak perubahan format menjadi debat virtual. Perubahan format diputuskan Komisi Debat karena Trump saat itu baru saja dinyatakan positif virus Corona (COVID-19).

Debat ketiga dan terakhir dijadwalkan akan digelar pada 22 Oktober di Nashville, Tennessee.

Halaman 2 dari 2
(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads