Asisten Trump Temui Pemerintah Suriah untuk Bahas Pembebasan 2 Warga AS

Asisten Trump Temui Pemerintah Suriah untuk Bahas Pembebasan 2 Warga AS

Novi Christiastuti - detikNews
Senin, 19 Okt 2020 12:52 WIB
FILE - In this Saturday, Sept. 19, 2020, file photo, an American flag flies at half-staff over the White House in Washington. A woman suspected of sending an envelope containing the poison ricin, which was addressed to White House, has been arrested at the New York-Canada border. (AP Photo/Patrick Semansky, File)
Ilustrasi -- Gedung Putih di Washington DC, Amerika Serikat (AP Photo/Patrick Semansky, File)
Washington DC -

Seorang pejabat Gedung Putih baru-baru ini terbang langsung ke Damaskus, Suriah, untuk menghadiri rapat rahasia dengan pemerintah Suriah demi mengupayakan pembebasan dua warga Amerika Serikat (AS) yang ditahan. Ini menjadi pembicaraan pertama antara pejabat tinggi AS dan rezim Suriah dalam satu dekade terakhir.

Seperti dilansir Reuters, Senin (19/10/2020), seorang pejabat pemerintahan Presiden Donald Trump yang enggan disebut namanya, mengungkapkan bahwa seorang pejabat Gedung Putih bernama Kash Patel telah terbang ke Damaskus, Suriah pada awal tahun ini. Patel disebut menjabat sebagai wakil asisten Trump dan pejabat kontraterorisme Gedung Putih.

"Ini adalah simbol bagaimana Presiden Trump menjadikan prioritas utama untuk membawa pulang warga Amerika yang ditahan di luar negeri," ujar pejabat pemerintahan Trump tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hal ini pertama kali dilaporkan oleh media terkemuka Wall Street Journal (WSJ) dan pejabat pemerintahan Trump itu mengonfirmasi laporan WSJ. Gedung Putih dan Departemen Luar Negeri AS belum memberikan komentar resmi terkait laporan ini.

WSJ dalam laporannya yang mengutip sejumlah pejabat pemerintahan Trump dan pihak-pihak yang mengetahui proses negosiasi itu, menggambarkan perjalanan Patel ke Suriah sebagai kunjungan pertama yang dilakukan seorang pejabat AS dengan level setinggi itu untuk bertemu pemerintahan Presiden Suriah, Bashar al-Assad, selama lebih dari satu dekade terakhir.

ADVERTISEMENT

Suriah dilanda konflik berkepanjangan selama satu dekade terakhir, setelah Assad pada tahun 2011 lalu mengerahkan operasi penindakan brutal terhadap para demonstran yang menuntut diakhirinya pemerintahannya.

Laporan WSJ menyebut sejumlah pejabat AS berharap kesepakatan dengan Assad bisa membebaskan seorang jurnalis lepas dan mantan perwira Marinir AS bernama Austin Tice, yang dilaporkan hilang saat melakukan liputan di Suriah tahun 2012 lalu, dan seorang terapis keturunan Suriah-Amerika bernama Majd Kamalmaz yang menghilang setelah dicegat di pos pemeriksaan pemerintah Suriah tahun 2017 lalu.

Setidaknya empat warga AS lainnya diyakini ditahan oleh pemerintah Suriah, namun tidak banyak informasi soal mereka. WSJ juga melaporkan bahwa Trump sempat mengirimkan surat pribadi kepada Assad pada Maret lalu, yang isinya disebut menawarkan 'dialog langsung' soal nasib Tice.

Pekan lalu, pejabat keamanan top Lebanon, Abbas Ibrahim, dilaporkan menggelar pertemuan dengan penasihat keamanan nasional Gedung Putih, Robert O'Brien, untuk membahas sejumlah warga AS yang ditahan di Suriah. Namun menurut pihak-pihak yang memahami hal ini seperti dikutip WSJ, pembicaraan dengan pemerintah Suriah belum terlalu jauh. Otoritas Suriah disebut berulang kali menuntut AS untuk menarik seluruh pasukannya dari negara itu.

Halaman 2 dari 2
(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads